Setelah Menengok Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, otak saya penuh dengan pengetahuan. Sekarang waktunya untuk menyegarkan diri.
Kami memutuskan untuk bermain-main di Canopy trail. Sebenarnya tempat ini bukan untuk main sih ini. Tapi lebih diperuntukan untuk pengamatan hewan, terutama burung (bird watching) dan primata. Berhubung siang menjelang sore itu burungnya sepi alias tidak menampakan diri (salah jam pengamatan), jadilah saya berleyeh-leyeh alias males-malesan di Canopy trail ini. Tempat ini adalah canopy trail kedua yang saya coba setelah sebelumnya mencoba di Bodogol. Ini lebih tinggi, lebih panjang, dan lebih nyeremin, karena jalurnya diatas Sungai Cikaniki yang cukup deras.
Lima tahun silam saat saya bertandang ke Halimun, canopy ini ditutup untuk renovasi. Tapi tahun ini akhirnya saya bisa naik ke sana. Ngos-ngosan naik tangga, deg-degan menuruni tangga, h2c alias harap-harap cemas ketika jalan dan liat ke bawah, sungainya deras banget. Tapi sungguh ini keren. 🙂
Saat melintasi canopy trail ini, kita harus menjaga jarak. Menurut informasi setiap jembatannya hanya mampu menopang 2-3 orang.
Setelah puas melihat pohon-pohon dan mencari-cari dimanakah burung-burung dan primata itu berada. Sudah capek, panas, dan ngantuk. Leyeh-leyeh pun di lanjutkan di tempat berikutnya. Yup, the next place for leyeh-leyeh adalah Curug Macan.
Dari namanya tentu kita bisa memahami, bahwa curug ini merupakan daerah jelajah macan tutul. Serem yah kedengarannya. Jaraknya sekitar 300 meter dari Resort Cikaniki. Airnya adem banget, kondisinya tidak menyeramkan seseram namanya.
Lima tahun silam saya melihat banyak burung berwarna merah disini dan ada gazebo kecil untuk duduk-duduk. Tapi hari itu saya melihat gazebonya sudah hancur dimakan waktu. Kayu-kayu tersebut mengalami pelapukan. So sad!
Sudah puas main air dan leyeh-leyeh di sini. Hari menunjukkan waktu untuk pulang kepenginapan. Waktunya untuk beristirahat.
Mari berkelana, bahagia!