Dipenghujung April 2017, saya memilih untuk berburu senja bersama genk Zoocorner (Saya, Ayu, Mita, Au) dan Batosai (Iki, Yayat, Ika dan Angga). Kami meninggalkan rumah dibilangan Menes, Pandeglang kira-kira pukul 13.30 wib. Mobil melaju cepat menembus jalanan yang bisa dibilang sepi. Mobil kami berbelok ke arah kiri menuju Panimbang, Citeurep dan Tanjung Lesung. Tapi kami tidak hendak berburu senja di Tanjung Lesung. Pantai ini sudah terlalu ramai dan tidak bisa mendirikan tenda.
Tepat di pintu masuk Tanjung Lesung, kami berbelok ke arah kiri. Menyusuri jalan beton yang sepertinya baru jadi. Melewati rumah-rumah penduduk, tanjakan dan turunan yang menukik tajam, kami tiba di Pantai.
“Kita ngecamp di Pantai mana nih?” tanya adik saya kepada kedua rekannya yang membawa motor.
“Bentar disurvey dulu. Kalian di sini aja dulu, sambil liat-lihat pemandangan.” intruksi Ika sambil melaju meninggalkan kami didalam mobil yang terparkir di atas bukit.
Kami keluar dari mobil dan menikmati pemandangan yang indah dari atas bukit. Gunung krakatau dan pulau-pulau disekitarnya terlihat sangat jelas.
Tak lama kami memutuskan untuk menyusul rekan-rekan yang tadi mencari lokasi untuk mendirikan tenda.
“Ketemu nih, bisa ngecamp di Pantai Santai. Tapi harganya 100 ribu. Gimana?”
“Okeh lah, eh bentar tapi ini posisi barat bukan? coba cek di peta.” intruksi saya
“Barat kok Kak.” sahut salah satu teman di mobil.
“Okeh lah hajar.”
Mobil kami memasuki Pantai Santai, yang kalau di papan kecil di dekat pintu masuk sih tertulis “Pantay Sijeur” dan kalau di tag di Path tulisannya “Pantai Sejuk”. Okeh silahkan cari sendiri dipeta lokasi pantai ini. Hehehe
Melewati pos jaga, kami memarkir mobil di posisi yang pas. Jam menunjukkan sekitar pukul 15.30 wib saat kami tiba di sana.
“Ayo lah diriin tenda biar bisa keliling-keliling, dan bakar sate.” ajak saya
“Udah teh kalau mau jalan-jalan gapapa sana.” adik saya menawarkan
“Okeh, sekalian bikin api ya Jek.” pinta saya ke Angga sang pengendali api.
Baca cerita lainnya : Dikocok jalanan menuju Pantai Bugel
Pantai sedang surut saat saya, Ayu, Mita, dan Au memutuskan untuk menyusuri pantai dan berjalan-jalan di area pantai yang sedang surut. Kami banyak menemukan bintang mengular dibalik karang-karang.
Senja mulai menguning, saat kami kembali ke tenda, dengan sate ayam yang sudah matang dan kopi yang tengah diseduh. Genk Batosai ini gercep (gerak cepat) memang.
“Oi udah mulai oranye nih langitnya, Udah sini foto-foto.”
Dengan kamera yang sudah terpasang ditripod dan kamera saku yang menggantung dileher, senja di Pantai Santai siap untuk diabadikan. Meski tak melihat matahari layaknya koin yang hendak dimasukan kedalam celengan. Lembayung senja hari itu sangat indah dan berjalan cukup lama. Sampai bingung harus foto macam gimana lagi.
Malam beranjak ketika kami meninggalkan Batosai bermalam di Pantai Santai yang langitnya bertabur bintang.
Saat hendak keluar dari area Pantai, kami kena bayar parkir lagi 30 ribu. Masuk area pantai ini sepertinya belum ada tarif resmi. Jadi ketika akan masuk, pastikan dulu berapa harga yang harus kalian bayar.
Mari berkelana, Bahagia!
1 comment