Mau foto kekinian ala kids zaman now seperti di Kali Biru, Dlingo, atau Maribaya, sekarang ga perlu jauh-jauh. Bagi kalian yang tinggal di kawasan Jabodetabek, merasakan berfoto di pebukitan dengan gardu pandang yang beraneka bentuk sekarang bisa kalian rasakan di Ranggon Hills.
Ranggon Hills adalah wisata alam berbasis pemandangan lereng-lereng bukit yang berlokasi di Kawasan Wisata Salak Endah. Tepatnya di Gunung Picung, Pamijahan, Bogor. Wisata yang mulai hits dikalangan anak muda ini ternyata belum genap satu tahun loh. Lokasinya pun tak jauh dari Curug Pangeran yang sudah terkenal lebih dulu. Diakhir tulisan saya akan berikan rutenya ya.

Layaknya wisata alam gardu pandang yang telah hits lebih dulu, Ranggon Hills menawarkan berbagai macam gardu pandang untuk kita bisa berfoto atau berswafoto diatasnya. Lebih dari sepuluh gardu pandang bisa kita jajal di area ini hanya dengan bermodal tiket sepuluh ribu rupiah. Untuk bersepeda, kalian akan dikenakan biaya tambahan sebesar sepuluh ribu rupiah lagi.


Melewati loket karcis untuk memasuki kawasan Ranggon Hills, kalian akan dihadapkan tanjakan yang cukup terjal sejauh 100 meter untuk sampai di pebukitan. Kalian akan disambut oleh sebuah jembatan diatas pohon yang bernama Ranggon Hills, kemudian disusul oleh getek bambu, sarang burung, ranggon klasik, ranggon love, hingga yang terakhir gardu pandang berupa bunga matahari.


Untuk mengabadikan moment, kalian bisa menggunakan kamera pribadi atau menyewa fotografer dari operator yang ada di sana. Agar foto kalian maksimal dan terlihat dramatis, serta terliat banget melayang, saya sarankan sih menggunakan jasa fotografer. Karena, mereka sudah tahu sudut pengambilan gambar yang pas. Yah, berhubung budget terbatas, saya sih foto seadanya saja dengan kamera sendiri dan teman-teman. 🙂 Hihi


Terus, kapan sih waktu yang tepat buat berkunjung ke sana? saya sarankan jangan datang dihari libur seperti yang saya lakukan. Karena, untuk bisa menjajal semua gardu pandang ini, kalian harus sabar antre. Kalaupun terpaksa datang dihari libur, datanglah pagi-pagi sekali. Agar kalian bisa puas berfoto dan suasana di sana pun tidak terlalu terik.

Atau, bisa juga bermalam di area Ranggon Hills ini. Karena, tepat disamping gerbang tiket terdapat area berkemah yang cukup luas serta sumber air dan toilet yang memadai. So, bisa deh jadi orang pertama yang datang ke Ranggon Hills atau bahkan jadi orang terakhir yang balik dari sana saking betahnya ngambil foto hingga hasilnya paripurna.

Sepertinya lain waktu saya patut mencoba untuk menggelar tenda diarea ini. 🙂
Yang penasaran rute dan budget trip kekinian ala Kids Zaman Now di Ranggon Hills, berikut rute dan harga tiketnya:
Start Dramaga, Bogor
Angkot Dramaga-Cibatok: 5K/orang
Angkot Cibatok-Curug Pangeran: 20K/orang
Tiket Masuk Kawasan Wisata Salak Endah 100K/8 orang (satu angkot)
Tiket Masuk Ranggon Hills: 10K/orang
Tiket Sepeda terbang: 10K/orang
Jika kalian dari Stasiun Bogor, ini rutenya:
Angkot 02 atau 03 menuju Laladon: 4K/orang
Angkot Laladon-Leuwiliang (turun di Cibatok): 8-10K/orang
Angkot Cibatok- Curug Pangeran: 15-20K/orang
Kalau masih bingung, google maps aja. Mbah google tuh udah jago banget deh. Masih bingung juga rutenya? tanya penduduk setempat lebih aman, tanya aja Curug Pangeran. Kalian main ramean? mending sewa aja angkotnya, kali aja dapet lebih murah 🙂 🙂
Mari berkelana, Bahagia!
7 comments
Bagus2 foto2nya Mba. Itu sepeda terbangnya pingin nyobain…..:) kayaknya seru yah….
Makasih Mas. Iya tuh sepeda bikin penasaran, melayang gitu. Tapi antrenya ga tahan macem antre sembako.
Yang kursi gantung kok agak ngeri ya… Aman gak tuh…
Aman terkendali kak… ngeri ngeri seru kok 🙂
Oke, model wisata gimmick macam beginian makin banyak aja ya. Senang deh warga lokal bisa manfaatin lahannya untuk jadi tempat rekreasi tanpa mesti bikin infrastruktur yang mahal-mahal. Sepeda gantung gampang dibikinnya, gardu pandang juga gampang. Asal tinggal main kreatif aja..
Baru tau ada istilah wisata Gimmick Mba. 🙂
Ketika wisata ini banyak bermunculan di beberapa daerah ada senengnya juga sih.
jadi ga perlu jauh-jauh kalau mau piknik kekinian.
Tapi satu sisi, memang butuh kreatifitas agar ciri khas budaya daerah bisa muncul juga.
Biar ga seragam. hehe