Mendengar kata Bali, Liburan ke Bali apa sih yang telintas dibenak kamu?
Pantai yang indah? Sunsetyang ciamik? Tarian kecak? atau terasering sawah khas Ubud?
Saya sendiri, penasaran dengan kebudayaannya. Penasaran dengan tradisi mereka dan kehidupan mereka. Penasaran bagaimana itu bisa terpeliharan dengan baik hingga saat ini. Penasaran mengenai tata cara kehidupan mereka. Bali, dimata saya adalah teka-teki yang harus dipecahkan.
Kalau ada kesempatan untuk tinggal di sana dalam durasi cukup lama, saya pastikan tak akan pernah melewatkannya. Menjalani hari-hari seperti orang Bali deh. Pastinya jadi pengalaman berharga sepanjang hidup sih. Apalagi kalau bisa ikut merasakan Nyepi di sana. Ugh, asli pengen banget sih.
Saya jadi teringat seorang kawan memilih untuk escape dari rutinitasnya yang membosankan ke Bali. Kemudian, Bali menjadi tempat di mana ia memulihkan diri dari rasa lelah. Bahkan, jika ia berhasil untuk resign dari pekerjaan, maka Pulau Bali menjadi pilihan di mana ia akan bermuara. Jujur saya pun pernah menempatkan Bali untuk jadi tempat saya bekerja, selain Bandung dan Yogyakarta. Alasannya sederhana, saya ingin mencoba tinggal dilingkungan yang budaya masih menjadi jati diri.
Banyak hal yang ingin saya lakukan ketika bisa menginjakkan kaki di Pulau Bali.
- Mengunjungi Desa-desa Tradisional
Setidaknya ada lima desa tradisional di Bali yang ingin saya kunjungi, yaitu Desa Panglipur, Trunyan, Batubulan, Teganan, dan Ubud. Saya sudah banyak membaca di media daring tentang desa-desa ini. Tapi, rasanya harus mengunjunginya sendiri dan mencari tahu di desa mana saya bisa menginap lebih lama dan merasakan kehidupan seperti orang Bali.
- Menyaksikan Tarian Kecak
Tari kecak merupakan tarian masal yang identik dengan api dan dilakukan para lelaki. Para penari duduk secara melingkar dengan bertelanjang dada, bersarung hitam putih bak papan catur khas Bali. Biasanya pagelaran tari ini dilakukan ditepian pantai menjelang matahari terbenam. Kebayang ga sih kerennya kebudayaan Indonesia yang satu ini.
- Merayakan Nyepi
Nyepi adalah salah satu hari besar dari agama Hindu. Agama mayoritas penduduk di Pulau Dewata ini. Pada saat Nyepi, Umat Hindu tidak bekerja, tidak bepergian, tidak menyalakan api, dan tidak bersenang-senang. Terbayang betapa sunyinya hari itu, yang ada hanya suara alam dan indahnya cahaya bintang-bintang. Saat sebelum Nyepi, katanya kita bisa menyaksikan arak-arakan Ogoh-ogoh. Seru ya!
Baca Juga: Nuansa Bali di kaki Gunung Salak
- Menyaksikan Ngaben
Nah, saya penasaran dengan upacara kematian di Bali, yaitu Ngaben. Dari zaman sekolah dasar, pengetahuan umum yang harus saya hafal dalam RPUL adalah upacara kematian ini. Oke, jadi ketahuan saya anak angkatan lawasnih. Sebenarnya, sebelum diadakan upacara Ngaben, jasad bisa terlebih dahulu dikubur atau dikremasi. Setahu saya, biaya upacara Ngaben itu tidaklah murah. 🙁
- Menikmati Kopi Bali/Kintamani
Konon kopi dari Bali ini jenisnya Arabika dengan ada sedikit rasa jeruknya. Rasa jeruk itu didapat karena banyak terdapat tanaman Jeruk Bali di sana. Apakah dengan menyesap Kopi Bali langsung di Kintamani membuat rasanya jadi spesial? Tidak tahu juga sih, hanya ingin saja. Hemp, bisa jadi pengalaman berbeda kalau ngopi di kebun kopi sih ya. Sah-sah saja kan 🙂
Masih banyak lagi yang ingi saya jelajahi di Pulau Bali, seperti menikmati suasana Danau Batur, Naik Gungung Batur atau Agung, serta menyeberang ke Nusa Penida. Tapi, ga mungkin kan saya melakukannya dalam satu waktu. Dicicil saja, agar sering berkunjung dan Liburan ke Bali. 🙂
Nah, untuk mewujudkan ‘Bali Dream’ ditahun ini, saya jadi lebih sering buka aplikasi untuk cari tiket pesawat ke Bali. Salah satu yang saya buka tuh dari Pegipegi, siapa tahu nemu diskon. Ternyata mudah sekali, tinggal buka aplikasi, pilih pesawat, dan pilih penerbangan. Tentunya, ada diskonnya juga. Bahkan, ada kalender promo tiket pesawat ke Bali loh 🙂
Setelah pesan tiket, tinggal berdoa, semoga kondisi alam semesta berkonspirasi mewujudkan ‘Bali Dream’ ini. Maklum saja, beberapa kali merencanakan liburan ke pulau ini selalu gagal. Terakhir harus rela tiket ke Bali hangus, ketika Gunung Agung erupsi. Belum jodoh tampaknya.
Adakah di antara kamu yang membaca postingan ini berminat untuk bergabung? Yuk, kita melihat Pulau Bali lebih dekat. Kalau liburan bareng saya, jangan berharap santai-santai ditepi pantai ya. Saya sukanya blusukan ke kampung. Hehe
Mari berkelana, bahagia!
Note: Semua foto diambil dari pixabay.com for free