[review] Lima Cerita Karya Desi Anwar

“tidak ada yang mudah untuk menjadi dewasa!”

Sesuai dengan yang tertera pada sampulnya “Lima Cerita”, buku ini menyajikan lima kisah menjadi dewasa. Kumpulan cerita karya Desi Anwar ini pertama kali diterbitkan tahun 2019. Kematian, Cerita Delia, Pedihnya Pendewasaan, Cinta Sempurna, dan Ibu yang Baik adalah cerita yang akan kamu dapati dalam buku ini.

Lewat kematian, pemeran utama diajak mengenang bagaimana orang tua dan keluarga mereka berfungsi. Ada satu kalimat yang menarik bagi saya,

“Karena kami berbahagialah kami bertengkar terus, katanya. Kalau suatu pasangan berhenti saling bicara, itu tanda ketidakbahagiaan.”

Ah, bahasa cinta setiap orang ternyata berbeda-beda. Ada yang berdebat tak ada habisnya, ada yang bermanja sampai yang lihat ingin muntah, dan banyak lagi.

Cerita Delia, mengajak kita menyelami kehidupan anak sembilan belas tahun yang ingin membebaskan diri dari cengkraman ibunya. Namun, ibunya meminta ia tinggal dengan perempuan bernama Delia. Biar bisa kena radar pantau. Tentu cerita ini, merupakan bagian dari hidup banyak orang bukan?

Kita suka lupa, kadang orang tua feeling-nya suka bener. Seringnya ketika remaja kita lebih implusif dibandingkan rasional. Padahal…

“Kebiasaan baik adalah dasar bagi kehidupan yang bahagia dan sehat. Untuk memulai kebiasaan baik diperlukan kesadaran diri dan pengetahuan yang memungkinkan kita membuat pilihan yang berdasar.”

Buku Desi Anwar yang lain, Hidup Sederhana

Menjadi dewasa ternyata harus melewati beberapa fase kehidupan. ketika remaja kita dihadpkan perasaan insecure terhadap banyak hal. Merasa tertekan akan persepsi dan ekspektasi orang lain. Merasa ingin hidup merdeka, bebas, dan tidak dikendalikan siapapun. Kita menuntut kebebasan dari orang tua dan lupa kalau kemerdekaan itu beriringan dengan tanggung jawab yang besar. Mau bebasnya, tapi ga siap resikonya. Ternyata begitu pedihnya pendewasaan.

Nah, menjelang dewasa juga, kita sering dihadapkan dengan ekspektasi kehidupan Cinta Sempurna. Ya, padahal apa sih yang sempurna di dunia ini? ga ada! Kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Menjadi bucin sepertinya pencapaian yang luar biasa, sampai lupa untuk bertumbuh bersama, bahkan terjebak dalam toxic relationship. Adelia salah satunya. Hingga ia menyadari bahwa…

“Makna hidup bukanlah menemukan dan menjaga cinta sempurna. Hidup adalah pertumbuhan dan membuka diri ke berbagai pengalaman, sebagian tak menyenangkan, banyak menyedihkan, sementara yang lain biasa saja.”

Karena ga ada yang namanya sempurna tadi, kita diajak untuk terus bertumbuh setiap harinya.

Emang ya tulisan Desi Anwar ini suka agak-agak nendang pemikiran gitu. Out of the box dan membuka wawasan, bahwa dalam setiap peristiwa kehidupan hadir untuk menjadikan kita menjadi versi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Kemudian, lewat cerita pamungkas “Ibu yang Baik”, yang juga menjadi cerita favorit, saya jadi memutar ingatan bagaimana mama membesarkan dan mendidik dengan cara-cara yang mungkin ada beberapa tidak bisa diterima saat itu. Tapi balik lagi, kalau mama saya tidak bersikap demikian, apakah saya menjadi manusia dewasa dengan versi saat ini?

“tanpa jenis-jenis pelajaran itu, May ragu apa dia bakal punya perangkat-perangkat yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup.”

Saya rasa semua anak pernah berkonflik dengan orang tua terutama ibu. Bentuk perhatian dan kasih sayangnya dan cara mereka mempersiapkan masa depan anaknya terkadang tak kita pahami. tanpa sadar juga membuat luka didalam hati. Hati kita maupun hati ibu kita. Cerita ini, mengajak saya bersyukur untuk hari-hari yang lalu bersama mama.

Buku ini sangat direkomendasikan terutama untuk kamu yang ada dimasa-masa pencarian. Sangat membantu sekali untuk menyadari bahwa hidup ga sebecanda itu. Menjadi dewasa itu menyakitkan, tapi kita tak bisa melewatkan. Ya, buku ini bisa membantu ngurangi rasa sakitnya sedikit-sedikit.

Selamat membaca,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *