Siapa yang tak kenal Ujung Kulon, sebuah tempat dimana Badak Jawa berada. Kali ini saya ingin bercerita mengenai perjalanan saya menyusuri pantai-pantai di Barat Pulau Jawa. Cerita dimulai dari Cilintang. Sebuah tempat yang merupakan perbatasan antar kekuasaan manusia dan Badak Jawa. Cilintang adalah pos terakhir taman nasional yang bisa kita tempuh dengan menggunakan motor, mobil jika sedang tidak hujan, atau cukup berjalan kaki selama kurang lebih satu jam dari Resort Legon Pakis. Kita akan melewati perkampungan terakhir yang artinya kampung paling ujung barat Pulau Jawa.
Pagar-pagar tinggi dengan besi-besi kokoh membatasi wilayah ini hingga ke ujung pantainya. Konon dibalik pagar-pagar ini, Badak Jawa yang fenomenal, karena jarang sekali bisa dilihat itu berada. Saat itu sedang pasang, hingga kami tak dapat bermain-main dibibir pantainya. Namun, suasana hutan tropis sangat terasa. Kami tak berani masuk kedalam area berpagar, ceritanya taat aturan. Padahal saya lupa cari guide untuk masuk ke kawasan.
Kami pun beranjak pergi meninggalkan Cilintang menuju pemberhentian kami selanjutnya, darmaga Ujung Jaya. Darmaga ini bisa digunakan untuk menyebrang ke pulau-pulau sekitar seperti Pulau Peucang dan Pulau Handeuleum. Tepat di sekitar darmaga terdapat kantor taman nasional untuk mengurus perizinan jika kalian hendak masuk kawasan.
Banyak anak-anak bermain-main disini. Mereka melompat dari atas darmaga ke lautan lepas, kemudian meniti tali dan menaiki tangga untuk naik ke darmaga kembali dan melompat kembali, begitu seterusnya. Tawa canda dan rasa bahagia mereka menular pada saya. Saya terus mengarahkan kamera saya pada aktifitas mereka. Bahagia itu sederhana, bisa membekukan senyuman mereka dalam kamera saya. Senyuman malu-malu. hehe
Mereka gemar melakukan hal ini ketika pulang sekolah atau hari tengah libur. Andai saya bisa berenang, mungkin saya sudah ikut mereka melompat.