Aleph: Perjalanan Menjadi Raja di Kerajaanku- Paulo Coelho

Aleph adalah buku ketiga dari Paulo Coelho yang berhasil saya tamatkan, setelah sebelumnya membaca Alkemis dan Brida. Seperti buku sebelumnya yang begitu kuat dengan perjalanan spiritual, Aleph pun bertutur demikian.

Aleph sendiri merupakan inti semesta yang akan menghubungkan masa lalu dan masa sekarang. Aleph menggambarkan bagaimana keputusan-keputusan masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan bagaimana seharusnya bersikap saat ini untuk masa depan.

Masa lalu dan masa depan hanya ada di memori kita.

Buku ini menceritakan bagaimana Paulo melakukan perjalanan panjang untuk menjadi Raja di Kerajaannya sendiri. Ia mengambil tantangan dari J. guru spiritual sekaligus sahabatnya. Jalur kereta trans Siberia sepanjang 9.288 kilometer yang melintasi 76 persen negara di Eropa akhirnya ia tempuh sebagai pengelanaannya.

Berkelana ke kehidupan-kehidupan sebelumnya seperti membuat lubang di lantai dan membiarkan lidah-lidah api di apartemen bawah menghanguskan dan membakar masa kini.

Bukan apa yang kau lakukan di masa lalu yang akan mempengaruhi masa sekarang. Apa yang kau lakukan sekaranglah yang akan menebus masa lalu dan mengubah masa depan.

“Hidup kita adalah perjalanan konstan, dari kelahiran sampai kematian. Latar belakangnya berubah, orang-orangnya berubah, kebutuhan-kebutuhan kita berubah, namun kereta apinya terus bergerak. Kehidupan adalah kereta api, bukan stasiun. Dan yang kau lakukan sekarang bukanlah bepergian, kau hanya berganti-ganti negara, dan itu semua sama sekali berbeda.” kata J

Paulo melakukan perjalanan panjang ini dengan beberapa orang, mereka diantaranya penerbit buku, istri dari penerbit buku, dan Yao, sang translator. Ia kemudian bertemu Hilal  di acara penandatangan buku, dan sang wanita muda ini memainkan biola serta menarik perhatian banyak orang.

Hilal kemudian meminta agar bisa turut serta dalam perjalanan yang akan dilakukan Paulo. Tapi tidak diperbolehkan. Namun pada akhirnya Hilal berada di kereta yang sama dengan rombongan Paulo, tapi di kompartemen yang berbeda. Hilal tak putus asa untuk mendekati Paulo, hingga pada saat mata mereka beradu, Hilal mengantar Paulo menuju Aleph. Dan pada akhirnya Paulo mengerti mengapa mereka bertemu. Siapa sebenarnya Hilal?

Tragedi selalu membawa perubahan radikal dalam hidup kita, perubahan yang berhubungan dengan prinsip yang sama: KEHILANGAN. Saat menghadapi kehilangan dalam bentuk apapun, tidak ada gunanya berusaha memperbaiki apa yang sudah terjadi; lebih baik memanfaatkan celah besar yang terbuka di depan kita dan mengisinya dengan hal baru.

Kita tidak pernah kehilangan orang-orang yang kita cintai. Mereka menemani kita; mereka tidak lenyap dari hidup kita. Kita hanya berada di ruang berbeda…. Jadi, apa yang kita sebut “kehidupan” adalah kereta dengan banyak gerbong. Kadang kita berada di satu gerbong, kadang kita berada di gerbong yang lain, dan kadang kita menyebrang ke gerbong lain, saat kita bermimpi atau membiarkan diri terbawa oleh kekuatan luar biasa.

Kehidupan adalah sesi latihan panjang dalam persiapan menghadapi apa yang akan terjadi. Kehidupan dan kematian kehilangan makna; yang ada hanya tantangan-tantangan untuk dihadapi dengan kebahagiaan dan ditaklukkan dengan ketenangan.

Aku hanya tahu kehidupan tanpa sebab adalah kehidupan tanpa efek.

Buku ini tak lain menggambarkan bagaimana setiap orang punya masa lalu, dan masa depan yang semuanya terhubung pada masa sekarang. Karena,

… waktu– satu-satunya majikan kehidupan kita yang paling absolut dan paling abadi…

Namun, konsep waktu dibuku ini sedikit membuat saya pening. Knsep kehidupan dan kematian menjadi kabur. Karena waktu ternyata tidak pernah berlalu, kejadian yang berulang menunjukkan waktu itu absolut kah?

Déjà vu menunjukan bahwa waktu tidak berlalu. Déjà vu adalah lompatan menuju sesuatu yang sudah kita alami dan sekarang sedang terulang.

Belajar dari masa lalu, dan keputusan terbaik yang kita ambil saat ini menentukan masa depan kita. Tekad yang kuat akan membawa kita pada kehidupan yang kita inginkan bukan yang orang lain harapkan.

Aku tidak melakukan perjalanan ini untuk mencari kata-kata yang hilang dari hidupku, namun untuk kembali menjadi raja duniaku sendiri. Dan di sinilah aku kembali terhubung dengan diriku sendiri dan dengan semesta ajaib di sekelilingku.

Kita tidak seperti yang orang lain harapkan. Kita adalah orang yang sesuai dengan keputusan kita sendiri…. kesuksesan atau kegagalanmu sepenuhnya tergantung pada tanggung jawabmu sendiri.

Waktu untuk takut sudah lewat; sekarang yang ada hanya waktu berharap.

Paulo melakukan perjalanan untuk menemukan, memaafkan, dimaafkan, mengikis dendam, membuat keputusan, dan meraih kerajaannya kembali. Mengukuhkan dirinya menjadi Raja atas hidup yang ia punya.

Penulis, penyanyi, tukang kebun, penerjemah, kita semua adalah cermin zaman kita. Kita semua menuangkan cinta ke dalam pekerjaan kita. Dalam kasusku, membaca jelas sangat penting, namun siapa pun yang menaruh seluruh kepercayaannya pada buku-buku tebal akademis serta kursus-kursus menulis kreatif, kehilangan inti semuanya: kata-kata adalah kehidupan yang dituangkan ke atas kertas. Jadi carilah teman-teman.

‘Sekalipun kadang-kadang,’ aku melanjutkan, ‘ Kita perlu menjadi orang asing untuk diri kita sendiri. Maka cahaya tersembunyi dalam jiwa kita akan menerangi apa yang perlu kita lihat.

Para pemimpi tidak pernah bisa dijinakan.

Ia percaya pada hal yang tidak mungkin, dan untuk alasan itu,ia memenangkan pertarungan yang bagi semua orang, termasuk diriku, sudah berakhir dengan kekalahan. Itulah karakteristik yang menandai seorang pejuang: pengetahuan bahwa tekad dan keberanian tidak sama. Keberanian dapat menarik rasa takut dan kekaguman berlebih, tapi tekad menuntut kesabaran dan komitmen.

Hal yang pasti hanyalah yang pas-pasan, jadi ambilah resiko dan lakukan apa yang benar-benar ingin kau lakukan.

‘Tak seorang pun menjadi nabi didaerahnya sendiri.’ Kita cenderung menghargai sesuatu yang datang dari jauh, tidak pernah mengenali keindahan yang ada disekeliling kita.

Neraka adalah saat kita menoleh ke belakang dalam waktu sepersekian detik itu dan menyadari bahwa kita telah membuang kesempatan untuk menghargai mukjizat kehidupan. Surga adalah ketika kita mampu berkata pada saat itu: “Aku membuat banyak kesalahan, tapi aku bukan pengecut. Aku menjelajahi hidupku dan melakukan apa yang perlu kulakukan.

Kalau ingin melihat pelangi, kau harus belajar menyukai hujan.

Satu lagi, berlaku baiklah pada lawan-lawanmu.

Kalau kau menghabiskan terlalu banyak  waktu berusaha mencari tahu kebaikan atau keburukan orang lain, kau akan melupakan jiwamu sendiri dan akhirnya kelelahan serta dikalahkan oleh energi yang kau habiskan untuk menghakimi orang lain.

…satu-satunya hal yang kita capai dengan membalas dendam adalah membuat diri kita sama dengan musuh-musuh kita, sementara dengan memaafkan, kita menunjukan kebijaksanaan dan kecerdasan.

Tahu cara menghargai dan menghormati lawan-lawanmu adalah sesuatu yang jauh lebih baik daripada apa yang dilakukan para penjilat, pengecut, dan pengkhianat.

….kita selalu mencoba mengartikan segala sesuatu sesuai dengan apa yang kita inginkan dan bukan sebagaimana mereka sesungguhnya.

Hal yang meyakiti kita adalah hal yang menyembuhkan kita.

Cinta kasih akan menaklukan kebencian.

Karena,

…cinta adalah satu-satunya hal yang akan menyelamatkan hidup kita, terlepas dari kesalahan apa pun yang akan kita buat, Cinta selalu lebih kuat.

Cinta melampaui waktu, atau tepatnya, cinta adalah waktu sekaligus ruang, namun semuanya berpusat pada satu titik tunggal yang terus berevolusi-Aleph

Lalu bagaimana Tuhan menurutmu?

Aku tidak percaya pada Tuhan yang sama dengan yang ada dibayanganmu, namun aku mempercayai banyak hal yang sama sekali tidak bisa kubayangkan-Yao

Siapapun yang mengenal Tuhan tidak dapat menggambarkan-Nya. Siapapun yang dapat menggambarkan Tuhan tidak mengenal-Nya-Paulo

1 comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *