Sehari Menjadi Turis Lokal di Kota Bogor (Bagian 2): Wajah Kota Bogor

Setelah sebelumnya kami mengunjungi Museum Perjuangan Bogor, kini waktunya untuk menyusuri pedestrian anyar menuju destinasi berikutnya. Perut kenyang dan energi pun sudah penuh kembali berkat bubur Ajib.

Bubur Ajib_391
Area Jajanan kaki lima Kota Bogor, dekat Jembatan Merah

Sekedar info, kalau malam hari di area pasar ini, banyak dijajakan makanan-makanan enak dengan harga yang ringan di kantong. Mulai Bubur Ajib ini, doclang, sate, hingga martabak.

Mari berjalan kaki kembali, meneruskan jalan-jalan ala turis ini. Sambil kita foto-foto.

Kami berjalanan melewati Jembatan Merah, kemudian berbelok ke arah kanan tepat di depan Rutan Paledang. Agak sedikit panas sih, karena matahari mulai meninggi. Waktu pun menunjukkan pukul 10.30 WIB. Tepat disebuah gang, tepatnya gang ke dua dari arah Paledang, kami berbelok ke arah kiri.

GEREJA ZEBAOT_401
Gereja Zabaoth, Bogor

Kami sampai ditujuan berikutnya, Sebuah Museum yang menyimpan spesimen-spesimen tumbuhan. Museum Etnobotani Indonesia Herbarium Bogoriensis namanya. Tapi sayang Museum ini tutup. 🙁

Pelukis Jalanan_403
Penjajak Lukisan di seberang museum

Meninggalkan Museum yang tutup, kami berjalan menyeberang tepat di depan Kantor Pos. Untuk menyeberang kalian perlu menekan tombol penyeberangan, agar kendaraan yang melaju kencang di jalur satu arah ini berhenti. Jadi aman deh ketika menyeberang di jalan yang cukup lebar ini.

Kantor Pos_406
Kantor Pos, Kota Bogor

Saya mau main nyeberang aja karena ga tahu ada tombol begitu. Untungnya ada penjual asongan yang memberitahu. Terima Kasih Bapak

Tombol penyeberangan pejalan kaki_409
Pencet tombol ini baru menyeberang
Pedestrian_412
Pedestrian anyar

Ketika berbelok ke arah kiri menuju kebun raya, saya banyak melihat bangunan-bangunan dengan desain yang bagus. Atap-atapnya unik dan menjulang. Baru kesampean sekarang buat ambil fotonya 🙂

Atap Bangunan Unik_426
Atap bangunan laboratorium
Bangunan Tua_431
Saya bingung baca tulisannya

“Eh nanti pas di toko-toko barang etnik yang di depan KRB kita mampir bentar ya. Gue mau nyari topi Fedora yang putih gading gitu. Biasanya disitu ada.” pinta saya

“Oh gue tau tuh topi emang lagi hits.”

“Yuhu, biar kekinian.”

Setibanya kami di gerbang pintu masuk Kebun Raya Bogor, tiba-tiba selera saya untuk masuk Museum Zoologi hilang. Kebun Raya sangat ramai hari itu, sudah siang pula, dan museum pasti banyak orang.

Gerbang Kebun Raya Bogor_348
Gerbang Kebun Raya Bogor, foto oleh @sayalya

“Gue males masuk Museum deh, pasti udah rame. Ga enak eksplornya.” Seru saya

“Kalian udah pernah masuk kan?” tanya saya pada teman-teman yang lain

“Udah sih kak. Ya udah kita langsung ke Vihara aja.” usul salah satu teman

“Udah siang juga, kita belum sholat dan makan siang. Biar pas balik ga kejebak macet orang-orang yang mau tahun baruan” tambah yang lain

Hasil berunding, kami memutuskan langsung menyeberang ke Vihara Dhanagun.

Sebelum ke Vihara saya mampir sebentar di toko yang menjual ragam aksesoris wanita dan barang-barang etnik di sekitar Kebun Raya. Saya hendak mencari-cari topi Fedora. Tapi ternyata topi yang saya maksud ga ada. Saya mau yang polos ga pake bunga-bunga. 🙁

Pertokoan aksesoris etnik di KRB_441

Dasar cewek, ga bisa jauh-jauh emang dari aksesoris, entah itu gelang, kalung, syal, topi, ataupun kacamata. Baiklah, mari kita berburu ragam aksesoris wanita secara online saja di MAPEMALL. Kalian bakalan punya banyak pilihan aksesoris yang menunjang fashion kalian sehari-sehari. Harganya pun cukup bersaing loh, dan banyak diskonnya juga. Yuk ah, belanja dulu. Biar kalau pas city tour kayak gini, penampilan tetep kece. Cakep dikit, cekrek, kece dikit, cekrek.

Mari Berkelana, Bahagia!

Di sambung ke bagian ketiga ya 🙂 🙂

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *