Saat saya masih anak-anak bahkan remaja, pantai ini masih sepi, hanya beberapa nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil melaut, terlihat dari bagang ikan yang tak banyak. Sedikit pula yang tinggal di pinggiran pantai ini.
Hampir tiap tahun selepas idul fitri saya mengunjungi tempat ini. Mudik menjadi ritual tiap tahun, karena bapak saya berasal dari perkampungan yang tak jauh dari sini. Tahun berganti tahun, makin ramailah daerah ini. Awalnya saya pikir masyarakat setempat mulai banyak menggantungkan hidupnya dari melaut, ternyata saya salah. Mereka adalah pendatang, Bugis, suku mereka. Terdampar di daratan Sunda dan membuat perkampungan di Desa Tamanjaya, Ujung Kulon. Menjadikan pesisir pantai ramai oleh pengolahan ikan asin.
Tempat ini bisa jadi alternatif wisata sebelum menyebrang ke Pulau Peucang atau Handeleum, Ujung Kulon loh.. Yup, penyebrangan ke pulau-pulau di Ujung Kulon tak jauh dari tempat ini, Penyebrangan via Ujung Jaya..
Cheers,
Nunuz
*Agustus 2013
