“Santiago yang berkelana mencari harta karun di Piramida-piramida nun jauh di Mesir, sedangkan dia di Spanyol. Perjalanan yang membawa dia pada harta karun sesungguhnya…“
Buku ini seperti membawa saya pada makna perwujudan ataupun pencapaian dari sebuah mimpi, seperti beberapa kutipan berikut..
“Yang membuat hidup ini menarik adalah kemungkinan untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan”
Bukankah demikian adanya. Mimpi yang membuat kita lebih hidup?
Tapi kadang proses pencapain itu sukar, atau apalah itu yang membuat kita menyerah. Ketika kita menyerah sesungguhnya bisa jadi kita sedang berdusta pada hati kita..
“Dusta terbesar itu bahwa pada satu titik dalam hidup kita, kita kehilangan kendali atas apa yang terjadi pada kita, dan hidup kita jadi dikendalikan oleh nasib”
Kadang justru itu yang sering kita lakukan dan kita anggap itu sebuah takdir. Apa sebenarnya takdir?
“Takdir adalah apa yang selalu ingin kau capai”
“Dan saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya”
Kadang juga kita lupa kalau Tuhan sudah menggariskan semua kehidupan kita jauh sebelum kita dilahirkan. Padahal kita sering berbicara setiap orang sudah ada rejekinya masing-masing. Tapi kita lupa kalau Tuhan pun memberikan rejekinya untuk kita.
“Tuhan telah menyiapkan jalan yang mesti dilalui masing-masing orang. Kau tinggal membaca pertanda-pertanda yang ditinggalkan-Nya untukmu”
Rasa takut salah, takut jatuh, takut menderita, dan takut apapun itu membuat kita hanya diam. Ya hanya Diam pasrah tepatnya.
“Rasa takut akan penderitaan justru lebih menyiksa daripada penderitaan itu sendiri “
Yang tanpa kita sadari batin dan hati kita meronta ingin didengar..Namun..Rasa takut yang memudarkan keyakinan bahwa jagat raya akan mendukung takdirmu. Apapun itu, hanya perlu membaca pertanda. Semuanya lenyap..
Cerita Santiago yang harus bertemu berbagai macam orang, berbagai macam kondisi, bertemu cinta yang hampir membuatnya mengubur mimpinya karena hanya ingin bersamanya. Namun ternyata cinta Fatimah tak sepicik itu, dia menyadarai bahwa :
“Cinta tak pernah menghalangi orang mengejar takdirnya. Kalau dia melepaskan impian-impiannya, itu karena cintanya bukan cinta sejati…bukan cinta yang berbicara Bahasa Dunia”
“Bukan pula cinta namanya kalau hanya memandang sesuatu dari kejauhan. Cinta adalah daya yang mengubah dan memperbaiki Jiwa Dunia”
Keyakinan dan tekad Santiago yang kuat membawanya pada harta karun sesungguhnya Yaitu hati. Hati yang tak pernah berdusta. Cinta Fatimahlah pula yang membuatnya bertahan.
Dengarkan hatimu dan perhatikan pertanda dari Tuhanmu.Yakin jagat raya kan mendukungmu. Jika kau bertemu seseorang kelak, dia tak akan menjadi penghalang untuk mimpimu. Jika memang cintanya berbicara Bahasa Dunia.
Satu lagi, buku ini mengajarkan untuk tidak terlalu sibuk memikirkan masa depan, hingga kita lupa hari ini. Ya hari ini yang mengkin berisi pertanda Tuhan untuk masa depan yang selalu kita idamkan. Intinya Jangan Lengah..Do the best for today, if u want to get good future..
—
Nunuz
*Photo from google
2 comments
Aku baru pertama kali sih baca karya Paulo Coelho, tapi sekali baca, langsung jatuh cinta sama Sang Alkemis. Kisahnya ringan dan sederhana, tidak terlalu banyak, namun sarat banget akan makna dan perenungan hidup. Relate banget sama keresahan yang aku alami selama menjalani hidup. Pokoknya da best deh buku yang satu ini.
Alkemis adalah buku yg tepat sebagai permulaan berkenalan dengan karya Paulo. Next coba baca Brida. 🙂