Mengunjungi Lawang Sewu, Semarang

Dengan tas carrier dipunggung dan kaki super pegal kami menyusuri jalanan Kota Semarang untuk mengunjungi bangunan tersohor bernama Lawang Sewu.

Sekembalinya kami dari mendaki Merbabu, eksplore Kota Semarang adalah tujuan kami berikutnya. Tempat pertama yang akan di kunjungi adalah Pintu Seribu atau Lawang Sewu. Dibangun tahun 1904-1907, Lawang sewu awalnya sebuah kantornya Kompeni alias Belanda. Kemudian beralih fungsi menjadi kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang disebut PT. Kereta Api Indonesia.

Lawang Sewu
Tiket Masuk Wisata Lawang Sewu

Bangunan dua lantai ini disebut Lawang Sewu oleh masyarakat sekitar karena memilki banyak pintu. Saking tidak bisa terhitung, ya gampangnya sebut saja sewu atau seribu dalam bahasa Indonesia. Berlokasi di depan Tugu Muda, dan berdekatan beberapa objek wisata bersejarah lainnya, Lawang Sewu wajib dikunjungi ketika ke Semarang. Hanya dengan membayar tiket 10 ribu rupiah, kita bisa menjelajahi seluruh bangunan ini.

 Lawang Sewu
Bagian atap bangunan 

Sebelum memasuki tempat ini sebenaranya saya agak sedikit takut, inget acara-acara misteri yang bilang tempat ini angker. Bikin bulu kuduk berdiri… Tapi berhubung siang dan beramai-ramai jadilah berani. Kalau malam, lambaikan tangan ke kamera deh.. 😉

 Lawang Sewu
Lawang Sewu atau Pintu Seribu. Banyak ya pintunya?
 Lawang Sewu
Bagus bangunannya 🙂
 Lawang Sewu
Sisa-sisa gerimis di Bulan Desember

Bangunan bernuansa tempo dulu yang masih terawat dengan baik ini, terlihat indah untuk diabadikan dan menjadi latar sebuah foto. Jadilah teman-teman, saya suruh bergaya.

 Lawang Sewu
Turun dari merbabu langsung gaya levitasi. Kalian juara!
 Lawang Sewu
Walau gerimis, levitasi jalan terus 
Lawang sewu
Wuah,….Korban foto levitasi.. 🙂

Gerimis memang selalu turun di akhir Desember, tanda musim penghujan masih enggan berlalu. Tapi kami masih tetap saja asik main-main di gedung ini. Lihat saja kelakuan bocah-bocah kurang piknik ini.

 Lawang Sewu
Kelakuan bocah, kesenengan piknik. Anggap saja tidak kenal, malu 🙁

Tak lama kami di sini, karena masih ada tempat lain yang ingin kami kunjungi. Habis ini berdebat nih, next jalan kearah mana.. Siap-siap baca peta di google maps, haha

Mari berkelana, bahagia!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *