Pangandaran, tentunya siapa yang tak kenal dengan tempat ini. Menyajikan pantai yang menawan, wisata green canyon yang tersohor, pusat belanja kerajinan tangan khas pantai yang murah meriah, serta Taman Wisata Alam (TWA) dan Cagar Alam (CA) Pananjung yang tentunya menyimpan flora dan fauna yang tak ingin kita lewatkan jika berkunjung kesana. Diantara hiruk pikuk orang-orang berlibur dan melakukan aktifitas dipantai, saya memilih untuk berkunjung ke TWA kala itu (21/01/2012). Menyegarkan mata dengan melihat hutan-hutan yang rimbun. Berharap bisa menghilangkan penat saya. Saya memilih memasuki kawasan TWA dari pantai pasir putih sehingga saya harus menggunakan perahu dari pantai barat untuk bisa sampai kesana.
Baru saja saya turun dari perahu, saya ditawari untuk bersnorkling. Tapi sayang saya tak berminat, mata saya langsung tertuju pada monyet-monyet yang berkeliaran mencari makan. Aktivitas mereka membuat saya teringat masa-masa Praktek Lapang di Pusat Konservasi di daerah Bogor, yang setiap harinya saya mengamati prilaku mereka dalam kandang pengayaan/enrichment. I miss this moment.
Selain Monyet ekor panjang dan Rusa, di TWA Pananjung katanya ada Lutung dan Tando, tapi saya tidak melihatnya hari itu. Selama saya berjalan-jalan di TWA Pananjung dan memasuki beberapa Goa yang salah satunya Goa Jepang, hampir dipastikan saya melihat Monyet ekor panjang. Sepertinya jumlah mereka banyak sekali disini, tapi mereka galak-galak. Mereka berani merampas makanan dari pengunjung. Mungkin itu cara mereka survive disini. Ada perubahan perilaku sih ke arah yang lebih agresif.
Mungkin sedikit saya perkenalkan mengenai Monyet Ekor Panjang yang memiliki Nama Ilmiah Macaca fascicularis. Monyet ekor panjang merupakan jenis monyet yang memiliki panjang ekor yang ukurannya hampir sama dengan ukuran panjang tubuhnya. Monyet ekor panjang yang menghuni kawasan hutan umumnya berwarna gelap, sedangkan yang menghuni kawasan pantai umumnya berwarna lebih terang. Monyet ekor panjang memiliki komposisi makanan di dominasi oleh buah-buahan. Tak jarang mereka juga mereka memakan serangga, kepiting atau jenis moluska lainnya.
Habitat Macaca secara umum tersebar mulai dari hutan hujan tropis, rawa mangrove sampai hutan montane di Himalaya dan hidup secara bekelompok. Mereka juga dapat ditemukan di hutan primer dan sekunder sampai ketinggian sekitar 2000 m.
Di Indonesia Monyet ekor panjang memiliki penyebaran yang cukup luas. Resiko kepunahan dari spesies ini memang masih rendah, karena sebaran mereka yang begitu luas di Indonesia. Tapi habitat mereka yang terus terdegradasi, membuat mereka terdesak dan turun ke perkampungan penduduk. Jadilah mereka dianggap hama yang harus dimusnahkan oleh penduduk setempat. Kalau sudah dianggap hama, dan harus dimusnahkan, mau tak mau jumlah merekapun lama-kelamaan akan terus berkurang.
Monyet ekor panjang hingga saat ini keberadaanya belum dilindungi oleh undang-undang. Namun, habitat mereka sudah berkurang 70%. Salah satu kawasan konservasi tersebut adalah TWA/CA Pananjung yang ada di Pangandaran ini. Hal ini cukup menjaga eksistensi monyet-monyet ini.
So, mau tunggu sampai status mereka terancam dulu layaknya Penyu Hijau dan Orang Utan, untuk bikin kita peduli sama mereka?
Save them, if u want to save our life.