Perjalanan membawa kita pada kejutan-kejutan manis tak terlupakan. Namun, tak jarang pula ia mempertemukan kita dengan hal yang tak kita harapkan. Perjalanan adalah cara memperkaya diri, setidaknya itu versi saya.
Kenangan-kenangan tersebut rasanya harus benar-benar tersimpan dengan baik dalam ingatan jangka panjang kita (long term memory) di amygdala. Namun, tak jarang ia akan sirna seiring bertambahnya usia. So, tidak ada salahnya jika kita menuliskan semua yang terukir jelas dalam ingatan untuk tentunya suatu saat bisa dikenang.
Writing Awesome Journey merupakan proyek menulis buku. Proyek ini digagas oleh nulisbuku.com dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang tujuannya mengenalkan keanekaragaman hayati di Indonesia lewat cerita perjalanan atau cerpen fiksi mengenai petualangan mengenal keanekaragaman hayati Indonesia yang terkenal kaya.
Kompetisi menulis “AWESOME JOURNEY” yang berlangsung bulan juni, akhirnya menemukan 25 karya terbaik yang dibukukan. Nah, tanggal 22 Agustus 2015, menjadi hari Launchingnya buku tersebut. Saya menghadiri acara tersebut, karena ternyata tulisan saya menjadi salah satu dari tulisan yang ada di buku “Awesome Journey”. Ga percaya bisa masuk 25 besar dari ratusan kompetitor. Bahagia tentunya, apalagi saat acara Launching buku, nulisbuku dan Kehati menghadirkan penulis favorit saya, mba Windy Ariestanty, yang tulisannya selalu menginspirasi dan ngena di hati. Acara tersebut juga menghadirkan Mba Ayu Meutia yang melantunkan puisi.

Sebelum acara launching, kami diberi cerita menarik mengenai bagaimana menulis naratif oleh Mba Windy. Ia menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia menyukai cerita, jadi menulislah layaknya bercerita. Ia banyak bercerita mengenai pengalaman-pengalamnnya selama traveling. Seru banget. “Jangan pernah menjudge suatu tempat jelek, karena bagi mereka penduduknya, itu adalah rumah” kiranya seperti itu Mba Windy berpesan. Maka sebagai pendatang, jadilah penduduknya untuk bisa merasakan rumah tersebut.
“Menulis itu memberdayakan, membagi kekuatan, dan memberi kekuatan. Menulis itu aksi-Windy Ariestanty”
Menulis tak harus berurutan waktu, cobalah menemukan premis yang tepat untuk diceritakan pada tulisan ketika melakukan perjalanan. Selain itu, coba kirim tulisan kalian ke beberapa media, ketika kalian di tolak, bukan berarti tulisan kalian jelek, mungkin kebutuhan media yang berbeda. Jadi tetaplah menulis. Infus semangat banget nih Mba Windy. 🙂


Bertempat di Comic Cafe, di bilangan Tebet. Kami ke-25 finalis menerima buku “Awesome Journey” di tangan kami. Bagi kalian yang tertarik membacanya, silhkan di pesan disini.

“Menulislah dengan buruk, lalu edit dengan baik-Windy Ariestanty”
Mari berkelana, menulis kemudian!