Menghadapi libur secara tiba-tiba di tanggal 9 Desember 2015, dikarenakan ada Pilkada serentak, saya dan 3 orang teman tak ingin melewatkannya hanya dengan dugem alias duduk gembira di depan layar kaca. Berbekal informasi seadanya dari internet brangkatlah kami ke Jonggol. Bukan untuk mencari atau menjemput bapaknya si wakwaw ya.
Kendaraan roda dua kami melaju menyusuri Jalan Baru Kota Bogor menuju arah Babakan Madang kemudian Citeureup, Cileungsi dan berakhir di Jonggol. Sorry, sempet ada adegan nyasar diperjalanan kali ini, yang berakhir dengan ketemuan ulang di Cibubur dengan 2 teman saya yang lain.
Jalanan yang berdebu serta padat kendaraan besar membuat saya sedikit frustasi. Sepanjang perjalanan kami beberapa kali berhenti untuk menanyakan jalan.
Lebih baik bertanya dari pada nyasar untuk kedua kalinya
Memasuki Jonggol kami ambil arah kiri, yaitu arah ke Cianjur. Melihat papan penunjuk jalan bertuliskan Cianjur saya langsung berkomentar.
“Kurang jauh ni maennya dit, nyampe nih ke Bandung mah”
Melihat papan bertuliskan Gunung Batu, kami pun berbelok ke arah kanan. Saya kira sudah dekat, ternyata masih jauh. Kami harus melewati jalanan sepi dan kampung-kampung yang sepi hingga bertemu papan petunjuk jalan berikutnya yang bertuliskan Gunung Batu 1, Gunung Batu 2, dan Gunung Batu 3.
“Kita mau kemana nih? itu bukan sih gunungnya” sambil saya menunjuk gunung yang pucuknya agak mengerikan
“Ya udah tanya aja deh nuz” jawab Allia
Kami memutuskan bertanya pada bapak yang sedang duduk di teras rumah.
“Pak Gunung Batu ke arah mana ya?”
“Terus aja ke atas, nanti langsung ada papan petunjuknya lagi” Jawab seorang bapak
“Nah, itu bedanya apa Gunung Batu 1, 2, dan 3 pak?” saya bertanya penasaran
“Rata-rata orang ke Gunung Batu 1, yang lainnya cuma nama aja, karena lokasinya di daerah Gunung Batu”
“Oh gitu, ya udah pak terimakasih” ucap saya
Kendaraan kami kembali melaju, dengan view Gunung Batu di samping kanan menemani perjalanan. Pukul 12.30 WIB tibalah kami di Lokasi Gunung Batu yang menghebohkan media sosial hampir sepanjang tahun 2015 ini. Total waktu yang ditempuh Bogor-Jonggol 5 jam. Kibar Bendera Putih *ngajak damai
Saya tak pernah menyangka jika Bogor seluas ini.
Kami memarkir kendaraan di lokasi yang sudah disediakan.
“Buset Al, kok gue horor ya liatnya” nyali mulai ciut
“Iya nuz” Allia mengamini
“Kita liat ajalah ya dulu trek-nya gimana, kalau horor kita putar balik” kesepakatan antara saya dan Allia
“Iya liat dulu aja”
Kami berempat mulai mendaki sekitar pukul 13.20 WIB. Butuh waktu kurang lebih 1 jam untuk bisa sampai di Puncak Gunung Batu. Jalur yang tersedia sudah jelas dan disediakan tali-tali pegangan untuk mengurangi resiko terjatuh dan terpeleset. Maklum saja kanan kiri jurang.
Layaknya Gunung Batu, jalur pendakian pun didominasi oleh batu-batu baik berukuran kecil maupun besar. Disarankan menggunakan sepatu tertutup, minimal sendal gunung, bukan sandal jepit apalagi flat shoes ya. Ini bukan ke Mall!
Saat mendaki saya mesti antre di jalur yang agak curam. Menunggu mereka yang akan turun atau mereka yang tak sabar untuk naik. Saya menunggu di balik batu besar yang depannya menganga jurang dengan view yang menakjubkan.
Sempat ada insiden yang membuat saya kaget, ketika saya sedang menunggu. Sebuah batu meluncur dari atas hampir mengenai kepala teman saya, tanpa ada pemberitahuan jika ada batu yang meluncur dari atas. Saya otomatis langsung teriak ke atas.
“Tolong jangan diseret batunya, cari pijakan yang batunya ga goyang dong, di bawah banyak orang, dan tadi ada batu yang jatuh hampir kena ke teman saya”
Saya geram, karena mereka malah cengengesan. Akhirnya tiba giliran saya dan teman-teman saya untuk naik. Sepanjang pendakian saya tak berhenti memberi intruksi terutama ke Allia untuk tidak menginjak bagian-bagian batu yang goyang. Niki sempat kelelahan, karena ini kali pertama ia mendaki. Maaf ya Nik, menjerumuskan mu. hehe 🙂
Puncak Gunung Batu memang tak begitu luas, namun pemandangannya memang indah, jalurnya yang pendek dan bisa ditempuh dalam one day trip membuat orang tertarik ke tempat ini. Hingga kadang melupakan bahwa gunung tetaplah gunung yang kadang penuh misteri.
Fenomena naik gunung yang terus menanjakan sejak film 5 cm di gelar membuat orang lupa bahwa kegiatan ini penuh dengan resiko. Ada satu part dalam buku 5 cm yang membuat saya masih enggan untuk ke Semeru hingga detik ini. Adegan dimana batu-batu berjatuhan dari atas, dan teriakan Rock ke arah kanan, Rock kiri awas besar, membuat saya merinding dan terngiang di memori saya.
Saya takut naik gunung, karena banyak alay berbondong-bondong ke gunung
Dan dimana hari ini, Gunung Batu menunjukkan pada saya bahwa masih banyak mereka yang belum mengerti, bahwa mendaki butuh etika bukan hanya persoalan keselamatan diri kita semata. Jangan mengabaikan keselamatan orang lain juga, hanya karena mengejar puncak. Puncak ga akan kemana-mana kok guys.
Gunung Batu memang hanya sekitar 800 mdpl, tapi resikonya tetap sama dengan gunung-gunung yang lainnya. So, safety first!
How to get there:
Jakarta-keluar tol Cibubur-Cileungsi (fly over)-Taman Buah Mekarsari- Jonggol (ikuti angkot 64)
Bogor-Citeureup-Cileungsi-Mekarsari-Jonggol
Tiket masuk : Rp.5000,-/orang
Tiket parkir : Rp. 15.000,-/motor
Mari berkelana, bahagia!
7 comments
Pernah ke sini juga. Trek pendakiannya mantap.
Apalagi kalau hujan.
Ga kebayang licin banget pasti ya. Ngeri juga nih trek meski cuma 800mdpl.
Jangan tertipu mdpl..
Iya jangan tertipu mdpl. Mesti hati-hati naiknya! Kapok naik pas hujan.
naiknya aja harus seutas tali ya
YUp bnr bgt, harus pake tali. licin pula banyak batu kecil-kecil..
Waaah… mendaki gunung. Keren!
Kemarin kita habis dari sana dalam rangka bakti sosial terapi, kita dari bandung lumayan jalannya