Kopdar Perdana KUBBU- Klub Buku dan Blogger Backpacker Jakarta

Berawal dari sebuah pesan di WhatsApp dipenghujung tahun 2015 dari seorang sahabat yang mengetahui saya hobi menulis, terjebaklah saya dalam sebuah komunitas yang awalnya saya pikir sebagai Komunitas pencinta buku dan blogger. Ternyata hari ini saya baru tahu jika Klub ini dibentuk guna menghimpun para Backpacker Jakarta dan siapa saja yang berminat belajar menulis. Ah, ternyata saya tak salah komunitas meski awalnya bukan bagian dari Backpacker Jakarta.

Ini kali pertama saya mengikuti Kopdar alias kopi darat sebuah komunitas. Malah mungkin ini juga kali pertama saya tergabung dalam suatu komunitas. Semoga betah ya 🙂

Bertempat di Pendopo gamelan di Jalan Duren 3 No. 38, Kopdar Perdana KUBBU (Klub Buku dan Blogger) ini digelar. Meski ada adegan nyasar, karena buta jalanan Jakarta, berlabuhlah saya ditempat ini dan disambut dengan alunan gamelan. Rupanya sedang ada latihan di tempat ini dari mereka pencinta seni Gamelan.

Kami, yang kemudian akrab disapa Kubbuers, berkumpul diarea yang tak jauh dari lokasi tempat ditabuhnya Gamelan tersebut. Perang suara sempat terjadi saat Acara ini dimulai, namun hal tersebut tak menyurutkan antusias saya.

Tuntas sesi perkenalan, tibalah kami untuk mendengarkan materi dari Agita Violy, seorang travel blogger yang belakangan saya ketahui sebagai salah satu penulis “Rumah adalah Dimana pun”. Mba yang sehari-harinya tak jauh dari kegiatan tulis menulis ini mulai bercerita pada Kubbuers apa saja yang bisa kita tulis dari suatu perjalanan.

Apa yang kita lihat, lakukan, dan beli. See, do, buy!

Mba Agit (tengah)
Mba Agit (tengah)

Obrolan makin seru ketika pertanyaan demi pertanyaan bermunculan. Apalagi ketika Mba Agit mulai menceritakan step-step dalam menulis. Mulai dari membuat outline, memilih judul, hingga membuat tulisan itu menarik dengan ditambahkan foto, video, serta dialog-dialog. Ia juga berpesan untuk rajin membaca, agar tulisan lebih baik lagi.

Bacalah untuk mengenal dunia. Menulislah maka kau akan dikenal dunia

Quote pun mengalir indah disela-sela perbincangan yang makin memanas. Kubbuers juga diberikan beberapa tips agar membuat ending cerita lebih menarik.

Salah tiganya yaitu dengan memancing pembaca untuk mengeluarkan komentar, membuat mereka bertanya-tanya, dan membuat kesan dihati pembaca atau tersirat pesan moral.

Seru bukan?. Tak terasa matahari tepat diatas kepala saat kami mengakhiri sesi pertama.

Para Kubbuers sedang berdiskusi
Para Kubbuers sedang berdiskusi

Di sesi kedua, tibalah Bang Derus, yang tak lain orang yang saya hubungi untuk bisa bergabung di Klub ini bercerita tentang Blog dan dunia seputar blog, dari mulai membuat blog hingga memilih platform blog mana yang nyaman untuk pemula.

Bang derus, panas ya bang
Bang derus, panas ya bang

Keringat mulai bercucuran, karena hujan cahaya matahari tepat mengenai tempat kami berada. Namun ternyata hal tersebut tak juga menyurutkan semangat untuk melanjutkan ke sesi terakhir. Sesi dimana kami ditantang dalam 35 menit untuk menulis cerita lengkap (pendahulauan, isi, penutup) dari sebuah foto yang ditunjukan.

Ambil posisi untuk tantangan menulis
Ambil posisi untuk tantangan menulis
Posisi enak untuk menulis, seperti sedang menulis diary
Posisi enak untuk menulis, seperti sedang menulis diary

Tiga pulih lima menit berlalu, karya dikumpulkan. Layaknya anak Sekolah Dasar yang menunggu Sang guru membahas karyanya, begitulah kami menunggu Mba Agit menilai karya kami. Dan ternyata Kubbuers pada bisa nulis loh, bahkan dengan gendre yang bermacam-macam dan perspektif berbeda meski dengan objek yang sama. Selamat 🙂

Menulislah, karena mungkin ia yang akan membawamu melihat dunia

Salam kenal,

Nunuz

7 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *