Wow, dua bulan saya ga update blog, sibuk mengejar wisuda.
Sebentar saya bersih-bersih dulu. Banyak tikus dan kecoa tampaknya bersarang di blog ini.
Hush hush hush..
Oke, saya mulai bercerita, silahkan menyimak ya.
Hari itu Jumat 17 Agustus 2017, saya menyusuri jalanan ibu kota menuju sebuah Mall dibilangan Kuningan. Saya hendak menyaksikan sebuah karya anak muda Indonesia. Sebuah karya dokumenter mengenai Negeri Dongeng.
Dari judulnya, saya sudah bisa membayangkan bagaimana pesona keindahan yang akan saya saksikan dalam durasi kurang lebih satu setengah jam. Tapi ternyata saya salah. “Negeri Dongeng” karya Anggi Frisca ini bukan sembarang film petualangan yang hanya mengekspose keindahan saja.
Film dokumenter ini merangkum kisah perjalanan menjelajahi 7 gunung tertinggi di Indonesia yang dilakukan filmmaker Indonesia dan anggota Aksa 7 serta guest expeditor dengan real. Jadi kita tahu bahwa mendaki gunung bukan hal yang mudah, perlu persiapan, peralatan memadai, dan ga ngasal. Ga ada tuh melakukan kegiatan outdoor atau naik gunung pakai sepatu buat ke mall.
Mereka memulai perjalanan ditahun 2014 dengan pendakian perdana di Gunung Kerinci, kemudian dilanjut ke Semeru, Rinjani, Bukit Raya, Rantemario-Latimojong, Binaiya, hingga Cartenz di Papua. Butuh waktu dua tahun untuk bisa menyelesaikan perjalanan ini. Film ini juga menggambarkan bagaimana tekad dan persahabatan diuji, bagaimana kendala dan pembelajaran selama mereka melakukan perjalanan.
Jika kalian jeli, film ini juga mengajarkan bagaimana menjadi pendaki yang bijak. Hal sepele yang saya lihat namun berkesan, bagimana mereka belajar untuk mengurangi sampah yang mungkin akan mengotori gunung atau membebani mereka ketika mendaki. Ini mah boro-boro bawa sampah turun, yang ada sibuk ngukir nama pacar dibatu-batu atau pohon di gunung. Kalau udah putus balik lagi ga ke gunung buat ngehapus tuh nama pacar yang udah jadi mantan.
Bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 72, special screening “Negeri Dongeng” melucut rasa cinta tanah air saya sebagai anak muda. Melihat alam yang begitu indah, suku yang begitu beragam, namun ketimpangan sosial yang begitu kentara. Saya mempertanyakan kembali apa arti merdeka.
Berkelana ke “Negeri Dongeng” sejatinya mengajarkan kita makna mencintai apa yang Tuhan beri dan merelakan apa yang harusnya direlakan. Film ini dibuat dengan gotong-royong dari para Aksa Warrior. Jadi kalau ada niat, usaha, dan dilakukan bersama-sama, rasanya ga ada yang ga mungkin untuk diwujudkan ya.
Yang penasaran, yang ngaku anak gunung, cus ke Bioskop kesayangan anda. Ga akan nyesel.
Abis nonton dijamin, mewek goser-goseran pengen ke tanah Papua.
Mari berkelana, Bahagia!