“Jika botol diisi dengan air putih dijual harganya dua ribu rupiah, namun ketika botol diisi dengan madu dijual harganya ratusan ribu rupiah. Nilai kita ditetukan pada apa yang kita isi ke dalam pikiran dan jiwa kita.”
Dari prolognya saja, Buku Stories From The World Karya Indrawan ini sudah menggugah untuk saya baca. Buku setebal 146 halaman ini merupakan cerita perjalanan dari sang penulis ke beberapa negara mengisi jiwanya yang kosong. Terdapat enam cerita didalamnya, yaitu Safarnama Dari Negeri Persia, Rainbow Heart, To Ce!, Xie Xie Ini!, Believe In Love, dan Mahidara Acalapati.
Dimulai dengan Safarnama Dari Negeri Persia, ia bercerita bagaimana kehidupan di Iran, sebuah negara yang jarang menjadi tujuan pelancong untuk berlibur. Lewat karyanya ini, penulis membuka mata saya tentang Iran yang tidak seperti yang kita lihat di media. Ada kasih tanpa membeda hadir di sana, ada pintu yang terbuka untuk orang lain memasuki rumah mereka. Ceritanya hangat 🙂
“Saya tak peduli negaramu mengidap paham Liberalisme. Saya tak peduli negaramu mengandung paham Sosialisme, dan saya tak peduli negaramu menganut paham Komunisme. Bagiku, yang terpenting bukanlah paham apa yang kau ikuti dan agama apa yang kau punyai, yang saya ingin mengerti adalah bagaimana hati yang kau miliki.”
Cerita Stories From The World kemudian bergulir dengan kisahnya di Vietnam. Bagaimana orang-orang yang ia temui begitu toleransi atas keyakinan yang penulis anut. Bahkan saking toleransinya mereka rela bersusah payah bahkan untuk mencarikan makanan halal. Terharu saya tuh bacanya!
“Jika kita tidak bisa berteman dengan rasa iman yang sama, maka bertemanlah dengan rasa kemanusiaan.”
Kisah lainnya datang dari Negeri Cina dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. Di sini ia bertemu dengan beberapa orang TKI dari negaranya sendiri, tiga orang dari negara yang kita sebut negara maju, dan beberapa orang dari sebagai warga lokal. Perjumpaan-perjumpaan mereka dan obrolan-obrolan yang tercipta tuh ringan tapi hikmahnya banyak. Kisah pertemuan ini sungguh memperkaya batin. Stop mengeluh, kerja keras, perbanyak bersyukur, dan hiduplah dengan perencanaan yang matang!
Cerita demi cerita mengalir dengan ringan di Buku Stories From The World ini. Menyuguhkan aneka rasa yang menjadi seni saat ber- Solo Traveling. Ndra, rasanya jalan-jalan ke Kasino gimana?
Sebagai pamungkas, Mahidara Acalapati memiliki porsi yang lebih dari segi panjang cerita dan keterikatan kepada saya sebagai pembaca. Bagaimana tidak, orang-orang yang ada dalam cerita ini pernah berbagi kisah perjalanan juga dengan saya ke beberapa tempat di Indonesia. Ah, tiba-tiba ada rasa rindu pada kalian yang menelusup dalam hati. Apa kabar?
Lewat cerita yang dituturkan penulis, saya jadi tahu versi perjalanan mendaki atap Jawa ini. Selama membaca bagian ini, saya terbayang bagaimana ekspresi teman-teman saya ini saat berbicara. Terbayang bagaimana mereka menjaga, menyemangati satu sama lain. Duh, saya mendadak melow. 🙁
“Kita berangkat bersama dan pulang pun harus bersama. Berangkat selamat dan pulang pun wajib selamat dan bahagia” imbuh Rudi
Adegan hilangnya Victor juga membuat hati saya deg-degan. Adegan tas ketinggalan. Adegan Tulang Ikan. Ah, semuanya penuh dengan hikmah. Sekali lagi, bukunya bagus, sederhana tapi saya suka.
Selamat untuk peluncuran buku Stories From The Word, sebagai buku solo perdananya. Ditunggu karya berikutnya!
Mari berkelana, lewat kata!
Note: Buku ini saya terima tanggal 30 November 2018. Hari di mana penulis menikah dengan pujaan hati yang ia ceritakan juga di buku ini. Semoga menjadi keluarga yang Samawa 🙂