Goa Putih, Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW)

Pada 29 Juni hingga 01 Juli 2011 saya berkesempatan berkunjung ke Gunung Walat untuk ketiga kalinya. Kalau biasanya pergi bareng-bareng anak OWA, jalan dari pemberhentian angkutan umum, tidur di tenda, masak sendiri dan makan seadanya. Kali ini naik kelas euy, tidur di Homestay, ga pake jalan kaki melewatin tanjakan yang memanjang seperti ular, pokoknya makan tidur enak dah.. Ditambah lagi GRATIS, karena ini salah satu kegiatan kampus…hoho

Tujuan saya kali ini berkunjung ke Gunung Walat tidak untuk main-main tapi untuk mencari kelelawar di dalam Goa. Kebetulan temen-temen lagi ada yang berminat mengamati kelelawar. Beruntung  saya berkesempatan untuk caving di dalam Goa Putih ini yang dulunya di sebut Goa Cipeureuh. Ini kali pertama saya caving di sini, jadi tak sabar memandangi stalagmite dan stalactite.

Perjalanan dari Homestay kami mulai pagi hari sekitar pukul 07.30 WIB. Butuh waktu kira-kira satu jam dengan jarak ± 2 km untuk dapat mencapai mulut goa. Jalanan yang ditempuh cukup licin, jadi pergunakanlah alas kaki yang benar, minimal sandal gunung lah ya.

Sesampainya di Mulut Goa, kami diberi penjelasan bahwa trek yang akan kami lalui tidaklah mudah untuk ukuran pemula. Kami harus melewati jalan yang sangat sempit, merangkak, melenturkan badan untuk bisa melewati celah-celah yang hanya cukup untuk tubuh yang ideal. Menantang memang untuk bisa masuk ke ruangan utama di Goa tersebut.

Menurut guide HPGW, ruang pertama dari goa ini biasa dipergunakan untuk kegiatan orang-orang untuk menaruh dupa, bunga-bunga. Saya melihat sisa-sisa dupa disana. Entahlah buat apa..you know lah ya. Ruang kedua kosong hanya ada sisa-sisa sarang kelelawar. Ruang ketiga yang merupakan ruang paling besar, yang konon katanya menyambung dengan sumur tujuh ditemukan banyak kelelawar. Menurut bapak guide juga, ruangan ini konon katanya di jadikan tempat rapat di Zaman kerajaan-kerajaan tempo dulu.

Celah Goa Putih Gunung Walat yang harus dilalui
Jalurnya sangat sempit
Kelelawar yang merasa terusik dengan kehadiran kami
Kelelawar di Goa Putih Gunung Walat

Butuh waktu ± 2 jam di dalam Goa (*PP dah termasuk narsis-narsis di dalam Goa). Sepanjang perjalan menuju ketiga ruangan tersebut, kami menemukan Stalagmite-stalactite yang indah. Stalagmite ini  memancarkan kristal-kristal dan mengeluarkan tetesan air. Bentuknya ada yang menyerupai jambu air loh (*apa imajinasi saya aja ya).

Stalagmite dan Stalactite Goa Putih
Mirip buah jambu air kan?

Kami memutuskan beristirahat sejenak dan membersihkan diri dan pakaian kami dari lumpur di sungai yang airnya bersumber dari Goa. Setelah merasa cukup siap untuk melanjutkan perjalanan, kami pulang menuju Homestay dengan jalur yang berbeda. Lebih jauh sodara-sodara. Kami melewati sawah, perkampungan kecil, sawah lagi, perkampungan lagi dan hutan damar. Tapi seneng dapat objek bagus buat di foto..hee

Susur sawah
Mendaki gunung lewati sawah, sungai mengalir indah
Hutan damar
Hutan damar di Gunung Walat

Rasa lelah, bau lumpur terobati sudah melihat makan siang sudah tersedia di Homestay. Nikmatnya hidup, sudah capek, Lapar, eh makanan dah di depan mata.

Note: Bagi yang berminat pergi ke Gunung Walat ini rutenya :

-Bogor (terminal baranang siang)- Sukabumi (bisa pake bis atau mobil setan) bilang aja ama abangnya mau ke Gunung Walat, next bisa jalan kaki atau naek ojeg ke atas (Homestaynya).

– Silahkan klik Perizinan  untuk info lebih lanjut

Mari berkelana, bahagia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *