Elegi Rinaldo adalah buku yang baru saja terbit ditahun lalu. Buku ini merupakan karya kesepuluh dari penulis muda Bernard Batubara. Ini buku ketiga dari Bara, begitu sapaan penulis muda ini, yang saya baca. Saya baru berkenalan dengan karya-karya Bara dengan membaca Metafora Padma dan Milana.
Berbeda dengan kumpulan cerpen Metafora Padma yang lebih bercerita mengenai konflik sosial dan Milana yang berkisah mengenai perihal menunggu. Buku Elegi Rinaldo merupakan sebuah novel yang berkisah mengenai kehilangan.
Sosok Rinaldo dan Jenny menjadi sentral dari kisah kehilangan tersebut. Rinaldo atau Aldo merupakan food photographer bertemu dengan Jenny yang seorang chef. Latar belakang mereka, serta masa lalu mereka berimbas pada pola pikir mereka yang menganggap menikah adalah konyol.
“Konyol enggak, sih?” kata Jenny. “Orang-orang ngorbanin mimpi mereka cuma buat nikah,” Jenny melanjutkan. “Yang belum tentu juga bikin lo happy.”
Kisah mereka sederhana, namum cukup seru dan membuat greget. Ada seseorang dimasa lalu yang menghantui hidup mereka saat ini. Apa sebenarnya yang membayang-banyangi mereka?
Hal paling menyakitkan dari memiliki seseorang yang sangat mengenal dirimu adalah ketika dia tahu apa yang kamu takuti, tetapi orang itu tetap melakukannya.
Cerita di Buku Elegi Rinaldo ini menyadarkan bahwa setiap orang pada dasarnya takut kehilangan, hingga ia cenderung melewatkan hal penting dihidupnya.
“Kalau ada hal yang paling aku takutin, itu adalah kehilangan kamu, tapi aku lebih takut kalau aku melewatkan kamu.”
“Would you please be my partner, Jenny?”
Yang penasaran kisahnya baca saja bukunya. Bisa beli di sini nih.
