Menjajal Kereta Api Lampung-Palembang

stasiun lampung

Setelah April lalu menjajal menggunakan moda transportasi Kereta di Sumatera Barat, kali ini saya penasaran untuk menjajal pengalaman serupa dengan perjalanan lebih lama yakni dari Provinsi Lampung ke Provinsi Sumatera Selatan. Saya akan mencoba Kereta Lampung-Palembang. Lets go!

Pagi itu, minggu ketiga Juli 2018 saya galau akan jalan-jalan kemana untuk mengisi jeda selama menunggu hasil interview kerja. Sebenarnya, saya sudah cukup lama juga ingin menjajal kereta dari Lampung ke Palembang yang memakan waktu hampir sepuluh jam perjalanan ini. Tapi saya berfikir lagi, di Palembang mau ngapain ya? Otak ini tak henti berputar, jari ini tak henti mencari tiket kereta  Lampung-Palembang yang murah meriah secara online di gawai yang saya pegangi sedari tadi.

Malam pun beranjak, saya tidur pulas malam itu, hingga saat bangun pagi.

“Oke, gue mau ke Palembang hari ini.” ujar saya pada kawan yang rumahnya saya tebengi selama di Lampung

“Udah dapet tiketnya?” tanya Yanti

“Belum. On the spot saja deh. kalau dapat ya berangkat, kalau engga ya balik lagi.” sebuah keputusan random yang pada akhirnya tidak saya sesali

Saya tiba Pukul 08.00 WIB, tiga puluh menit sebelum kereta ekonomi Rajabasa melaju meninggalkan Stasium Tanjung Karang, Lampung. Saya sedikit berlari ketika turun dari ojek online menuju Pak satpam.

“Pak, tiket ke Palembang masih ada ga ya?” tanya saya terburu-buru pada Pak satpam

“Langsung saja ke Loket. Siapa tahu masih keburu.” jawabnya cepat

Saya langsung menuju Loket, membeli tiket seharga 32K dan menyerahkan kartu identitas.

“Mba, minta bangku yang dua ya dan dekat jendela, bisa?” saya berharap bangku itu masih ada

Setelahnya, saya bergegas mencetak tiket tersebut dan masuk kedalam peron. Dan betapa beruntungnya saya mendapat tempat duduk yang saya harapkan bahkan sebelahnya kosong. 🙂

KA sriwijaya
Peron di Stasiun Tanjung Karang, Lampung

Karena perjalanan menggunakan filosofi tahu bulat, saya pun baru mengabari orang tua ketika sedang dalam perjalanan. Bahkan, baru mencari dan memesan penginapan ketika didalam Kereta Rajabasa ini. Parahnya lagi, karena saya memutuskan perjalanan siang hari, ceritanya ingin melihat pemandangan, otomatis saya akan sampai di Kertapati saat senja menjelang, bahkan saat gelap. Saya tak tahu posisi Kertapati itu di Ulu atau Ilir. 🙂

Saya pun bingung harus memesan penginapan di area mana, karena seberapa jauh jarak penginapan itu dengan stasiun. Perjalanan Lampung-Palembang ternyata lebih banyak menyuguhkan pemandangan kebun, hutan, perkampungan yang tidak terlalu padat penduduk, bahkan saya tak merasa melewati kota. Kondisi demikian, membuat sinyal telepon dan internet sedikit naik-turun.

KA Rajabasa Ekonomi
Kondisi bangku-bangku di Kereta Ekonomi

Akhirnya, saya mencoba menghubungi kawan di Palembang, setelah berhasil mengingat kalau punya kawan di Kota Pempek ini. Urusan penginapan beres saya pesan, kawan pun menawarkan diri menjemput di Kertapati. Mari kita nikmati perjalanan ini.

Lagi-lagi hutan karet yang cukup luas saya lewati, sawah-sawah, kebun, dan kemudian stasiun-stasiun kecil. Kadang saya merasa kalau posisi stasiun tersebut jauh dari kota, berasa ada ditengah hutan aja gitu. Perjalanan selama lebih dari sembilan jam ini berhasil saya lewati dikereta ekonomi dengan sepasang suami istri yang sesekali bertukar obrolan dan dengan anak balita yang mengintip-ngintip dibalik kursi.

“Ah, bahagianya bisa mengendalikan rasa takut dan panik.”

Stasiun kertapati
Stasiun Kertapati, Palembang

Sampai di Palembang, saya dijemput Rian yang wajahnya menunjukkan rasa ga percaya saya ada di Palembang. Terus, saya ngapain saja di Palembang? akan saya ceritakan dipostingan-postingan berikutnya ya. 🙂

Nah, untuk pulang lagi ke Lampung, saya memesan tiket kereta Sriwijaya kelas Bisnis seharga 135K. Kereta ini berangkat pukul 21.00 WIB bersamaan dengan kelas Eksekutif dan akan tiba di Lampung pagi hari. Niatnya mencoba kereta dengan kelas berbeda, agar kursinya beda tapi AC-nya tidak terlalu kencang, tak tahunya kelas Bisnis ga beda jauh sama kelas ekonomi. Jadi, saya sarankan untuk kalian menggunakan kereta kelas eksekutif saja. Toh harganya beda sedikit, kalau tidak tahan AC seperti saya, disediakan selimut kok.

KA sriwijaya bisnis
Kursi-kursi di Kereta Sriwijaya Kelas Bisnis

Bagi saya, ini pengalaman yang mengesankan. Untuk kalian yang pertama kali mencoba naik kereta di Sumatera sendirian, tidak usah takut, aman kok. Naiklah kereta siang hari agar bisa melihat-lihat kondisi dan pemandangan yang dilewati. Kalau sudah tahu, boleh lah baliknya mencoba naik yang malam hari agar bisa tidur pulas diperjalanan setelah seharian berkeliling kota Palembang.

KA Sriwijaya
Penampakan Kereta Sriwijaya (Kereta Lampung-Palembang)

Info Penting:

  • Tiket Kereta Lampung-Palembang

KA Rajabasa (Ekonomi): 32K

KA Sriwijaya (Bisnis): 125-150K

KA Sriwijaya (Eksekutif): 165-215K

  • Jam keberangkatan

KA Rajabasa:

Tanjung Karang (Lampung)- Kertapati (Palembang): 08.30-18.28 WIB

Kertapati (Palembang)-Tanjung Karang (Lampung): 08.30-18.15 WIB

KA Sriwijaya:

Tanjung Karang (Lampung)- Kertapati (Palembang): 21.00-06.15 WIB

Kertapati (Palembang)-Tanjung Karang (Lampung):  21.00-06.10 WIB

KA Eksekutif
Gerbong Kereta Eksekutif

Baca Juga: 7 Tempat Wisata Di Kota Palembang

Oh ya, selamat untuk Palembang yang telah sukses menjadi salah satu kota penyelenggara 18th Asian Games 2018. Semoga setelah ini, Palembang semakin terkenal dimata dunia.

Mari berkelana, bahagia!

2 comments

    1. Iya bener banget Mba. saya aja kaget pas tau harga ekonomu under 50K. Lumayan banget lah buat backpacker cekak kayak saya. haha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *