Gerimis, Bogor yang basah karena hujan, udara yang dingin serta beberapa bait puisi yang dilantunkan oleh Perepuampuisi membuat malam semakin berbeda dipenghujung Bulan November. Bertempat di Warung Hitz dibilangan Bantarjati-Bogor, Perempuanpuisi unjuk gigi untuk ketiga kalinya.
Ini kali pertama saya menyaksikan pembacaan puisi selepas masa sekolah, rasa penasaran membawa langkah kaki saya ke tempat ini. Perempuanpuisi tak lain merupakan komunitas perempuan-perempuan yang mencintai puisi. Komunitas yang didirikan oleh Teh Betta ini memang baru seumur jagung, tapi penggemarnya cukup banyak loh. Terbukti malam itu, Warung Hitz ramai pengunjung, terutama mereka yang ingin menyaksikan perempuan-perempuan ini berekspresi melalui puisi.
Menghadirkan Lima Perempuan Revolusi, Dyah Arum, Bonitz Notz, dan Juniati Naibaho berserta putri kecilnya Zhifa, pementasan kali ini bertemakan “Kau Kukenang”. Tak lupa sang bintang tamu Widi Dwinanda yang tak lain seorang penggiat sastra, aktris, presenter dan sekaligus reporter membawakan dua buah puisi karyanya, yang salah satunya berjudul Kau yang dikenang.
Pembacaan puisi dari setiap penampil memiliki gaya yang berbeda-beda. Dibuka oleh penampilan Lima Perempuan Revolusi yang membawakan puisi layaknya pertunjukan teater, kemudian disusul oleh Mba Bonitz berkolaborasi dengan seorang gitaris membawakan puisi berjudul Kau dan pejuang yang mencinta. Lain lagi dengan Mba Dyah, ia mengkombinasikan tarian, serta nyanyian saat melantunkan puisi. Yang membuat saya berdecak kagum adalah penampilan Mba Junita yang berduet dengan sang puteri kecil Zhifa membawakan puisi berjudul Negeri Para Pemburu.
Saya jadi teringat masa kecil ketika melihat Zhifa sang puteri kecil membacakan puisi bersama ibunda. Ia begitu menggemaskan dan penuh ekspresi. Yang mengejutkan, ia hafal bait-bait puisi tersebut. Waktu kecil, rasanya saya pernah ikut lomba puisi, terakhir baca puisi mungkin SMA, karena pelajaran Bahasa Indonesia. Hemph, next time mungkin bisa dicoba baca puisi lagi bareng-bareng Perempuanpuisi.
Pementasan ini rutin dilakukan tiap bulan di Warung Hitz dengan mengambil tema yang berbeda-beda serta bintang tamu yang tak kalah keren. Pengen tau acaranya seperti apa? ikutin infonya di @perempuanpuisi_
Perempuan dan Puisi
Apa yang kamu lakukan ketika kamu sedih?
Membuat puisi
Apa yang kamu lakukan ketika kamu marah?
Membuat puisi
Apa yang kamu lakukan ketika jatuh cinta?
Membuat puisi
Apa yang kamu lakukan ketika patah hati?
Membuat puisi
Apakah hanya itu yang bisa kau lakukan?
Setidaknya puisi mengajariku berbicara tanpa berucap
Puisi merekam semua jejak yang terasa dihati dan teraba dalam imaji
Karena kadang, lewat puisi perempuan menyampaikan maksud yang tak bisa ia sampaikan melalui lisan
Dan membaca puisi, adalah wujud keberanian menyuarakan aspirasi yang ingin didengar
Maka dengarlah ketika Perempuanpuisi berekspresi
Kadang, saya pun menulis puisi ketika sedang berkelana. Merekam kenangan dalam kiasan.
Salam,
Nunuz
2 comments
Wah ortu saya tinggal di Bogor, baru tahu ni ada yang seru begini, pas mudik moga bisa hadir di acaranya..salam kenal yaa
Memang baru mba, salam kenal juga.