Jika berkunjung ke Palembang, tak sah rasanya bila tak mencicipi makanan tradisional kota ini, yaitu Pempek. Makanan yang berbahan baku ikan ini, disajikan dengan cara digoreng kemudian dicampur dengan cuko berwarna coklat gelap dengan rasa pedas, asam, dan gurih. Nah, di Kota Palembang sendiri terdapat satu perkampungan yang menjadi sentra Pempek sekaligus tempat Wisata Kuliner Palembang.
Berlokasi di Jalan Mujahiddin 26 Ilir Palembang, berbagai pempek dijajakan dengan berbagai bentuk, ukuran, dan harga. Ada banyak warung-warung pempek yang terdapat di sana, namun yang paling terkenal sepertinya Pempek Lala. Saya mendapat rekomendasi dari seorang kawan yang berasal dari Kota Pempek ini untuk mencoba Pempek Lala.
Terbukti, saat saya berkunjung ke sana, antrean pembeli cukup banyak dan meja-meja di warung yang cukup besar tersebut terisi penuh. Beruntungnya saya, mendapatkan satu bangku yang baru saja ditinggal pembeli yang sudah kenyang menikmati sajian di warung ini.
Saat saya akan memesan, ada rasa bingung mau pesan yang mana, saking banyaknya. Akhirnya saya memutuskan memesan pempek berbagai bentuk dan rasa dengan ukuran yang mini-mini. Sembari menunggu, di atas meja sudah tersaji beberapa panganan yang menarik. Saya ambil Sarikaya dan mencobanya. Asli, rasanya enak banget.
Tak lama pempek pesanan saya tiba. Cukup kaget karena mereka membawakan sepuluh buah pempek. Ya, meski kecil tapi tergolong banyak sih itu. Tapi tetap habis juga ternyata. Doyan apa lapar bu! Selain makan ditempat, kamu juga bisa membawa Pempek Lala ini sebangai buah tangan untuk orang terkasih di rumah loh. Tersedia berbagai jenis paket mulai dari harga 50K.
Selain Pempek, terdapat juga warung-warung yang menjual berbagai kerupuk dan camilan yang terbuat dari ikan, serta Mie Celor. Nah, Mie Celor ini nih yang super ingin saya coba untuk membandingkan rasa dan bentuknya dengan Mie Celor yang ada di Jambi. Mie Celor 26 Ilir adalah yang paling banyak direkomendasikan di artikel-artikel perjalanan yang saya temukan di google.
Saya memasuki sebuah warung yang berukuran tidak terlalu besar yang dibagian depan warung terdapat tulisan “Mie Celor 26 Ilir H. Syafe’i”.
“Mie Celor dua porsi ya Pak.” pesan saya
Sembari duduk menunggu mie yang membuat penasaran ini, saya melihat kalau warung ini pun menjual pempek. Akhirnya, saya pun memesan pempek sebagai konsumsi tambahan. 🙂
Mie Celor yang dinanti pun tiba. Asap mengepul dia atas piring yang menebar wangi yang membuat perut semakin keroncongan. Kuah kental gurih dan mie yang legit mendarat dilidah saya.
“Asli, enak banget!” komentar saya sambil terus melanjutkan memakannya
Ternyata benar apa yang kawan saya katakan, Mie Celor di Jambi dan di Palembang memiliki visual yang berbeda, kuah yang berbeda, dan rasa yang berbeda. Jika di Jambi, kuah mie lebih encer, sedangkan di Palembang, kuah mie lebih kental dan seperti ada rasa santannya. Menurut saya kedua Mie Celor tersebut rasanya enak pakai banget.
Untuk urusan harga, makanan yang dijajakan ditempat ini murah-murah. Pempek saja dibandrol dengan harga mulai dari 1K. Sedangkan untuk Mie Celor, satu porsinya cukup 20K dan itu bikin kenyang banget sih.
Jika saya balik lagi ke Jambi atau Palembang, sepertinya Mie Celor adalah makanan yang akan saya cari!
Mari berkelana, bahagia!
4 comments
Mpe-mpek di kota aslinya memang gak ada duanya, sampai saat ini saya belum menemukan mpe-mpek yang dijual di luar Palembang seenak yg dijual di Palembang. Mie Celornya juga sepertinya enak banget ya…
Bener banget sih, yang bikin beda tuh Cuko nya. Sedap banget.
Iya Mie Celornya enak banget, gurih. Lebih gurih dari yang di Jambi. 🙂
bring back memory my childhood nihhh..
hihih
jadi keinget makanan pas masa kecil dulu..
wah, masakecil yang membahagiakan. makan pempek dan mie celor terus ya 🙂