Precious Moment at Ranu Kumbolo, Semeru

Dipostingan pertama saya Ranu Kumbolo: Seperti mimpi yang terbayar lunas, saya bilang kalau naik gunung kali ini berasa kayak liburan bahkan naik gunung fasilitas VVIP. Bagaimana itu bisa terjadi, jawabannya adalah ini.

Dua manusia berbaju merah ini keren abis, Bang Berto dan Bang Manto. Mereka tak lain adalah orang-orang dibalik hidangan yang enak selama kami di Ranu Kumbolo. Kapan lagi makan semur ayam, sop ayam, telur puyuh, sampai bala-bala yang rasanya nikmat. Biasanya paling banter makan mie rebus, telor, sama sarden. Menu makan pendakian kali ini super mewah.

godain-bang-berto-sang-koki-handal
Godain Bang Berto bareng Bang Manto Foto oleh Mas Ari

Selain piawai memasak dua Abang ini kompak abis. Bang Manto jago banget ngejokes dan bikin suasana rame dan ga bisa berenti ketawa. Pecah abis deh kalau dia udah mulai ngomong dan godain Bang Berto. Berulang-ulang saya bilang.

“Bang Manto, lu cocok deh jadi komika, punch line lu tuh keren banget bang. Lu tuh kayak lagi stand up comedy.”

Bang Manto, saya dukung Abang jadi Komika Suci, entah Suci keberapa ya sekarang, sudah banyak sekali sepertinya. 🙂

Lain lagi dengan Mas Ari yang kalau pas masak ikut nimbrung tapi bukan buat masak melainkan jadi teman Bang Manto godain Bang Berto. Ini kalau mereka berdua sudah bersatu, saya bisa sakit perut karena ga berhenti ketawa. Entah gimana caranya, tek tok mereka tuh dapet banget, ibarat Ini Talk Show, mereka bagaikan Andre dan Sule atau Danang dan Darto di The Comment, klop abis. Seru deh.

memikirkan-dia-yang-jauh-disana
Akting banget dah Mas Ari

Selain Mas Ari yang jadi partner Bang Manto ngejokes ada juga nih Mas Kancut. Mas-mas asli Malang ini kebagaian double job, asisten chef sekaligus juru angkut barang yang ga muat di tas kami.

“Cut masukin cut tas lu kosong kan” seru beberapa orang dari kami

“Masukin deh” jawabnya singkat

Cuma dia dari kami berdelapan yang nanjak bertelanjang kaki. Tuh telapak kaki udah kebal kali ya. Piss ah.

Kalau kata Mas Ari, Mas Adhi sama Mas Berto “Akar pohon yang gede-gede aja patah diinjek Kancut.”

hujan-dan-sebatang-rokok
Hujan dan sebatang rokok, klop

Karena gerimis yang tak kunjung usai dan kabut selalu hilir mudik hari itu, maka yang bisa kami lakukan adalah mengusir dingin dengan ngopi-ngopi asik. Makan, minum, ketawa, makan, minum, ketawa, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan. Semua yang mumet dikepala sirna.

udara-boleh-dingin-tapi-hati-tetap-hangat
Ngopi-ngopi diantara rintik gerimis

Kalau kenyang, ya kita kembali berfoto-foto. Mulai foto normal, foto ala prewed, foto keluarga, sampai foto yang ga karuan macem ini nih. Maklum batre  dan memori cadangan masih tersedia. Tenaga apalagi, full, makan terus.

pegang-aku-jangan-biarkan-aku-pergi
Mengisi waktu luang, Pose ala kejar daku kau ku tangkap Mas

Kalau Mas Ari sama Mas Adhi menginformasikan cuaca berubah cerah, kami akan berjalan-jalan kembali mencari spot yang bagus untuk berfoto, mulai pinggiran Ranu Kumbolo,  Tanjakan Cinta, sampai Oro-oro Ombo. Mereka berdua seru-seru aja ikut foto-foto, padahal udah sering banget ke Ranu Kumbolo.

“Kalau kata Mas Ari, biasanya kerja kali ini Liburan”

“Setuju” teriak saya

menembus-kabut-tebal-ranu-kumbolo
Menembus kabut tebal Ranu Kumbolo foto oleh Fia
geng-ijo-nyari-koin-di-kantong-celana
Geng Ijo besutan Ayah, foto oleh Bang Peto

Nah, yang diatas itu foto ala-ala pendaki berseragam. hehe Makasih Ayah buat Kaos kecenya. Selama pendakian Ayah banyak banget cerita hal-hal yang inspiratif, mulai tentang pendidikan sampai tentang berbisnis. Aamiin next saya punya bisnis sendiri. Semoga masih bisa naik gunung sampai tua kayak Ayah. Aamiin

trio-to
Trio “To” Bang Manto, Bang Peto, dan Bang Berto

Ga lengkap kalau saya tidak bercerita tentang salah satu personel Trio “To” ini. Bang Peto saya memanggilnya. Kali pertama kenalan di taman depan Stasiun Malang, saya bingung dengan dua orang yang Bang Berto kenalkan. Mereka menyebutkan nama yang saya rasa sama, semua berbunyi “To”. Usut punya usut memang nama mereka bertiga mirip dan jika pertama kali mendengar yang diingat hanya bunyi suku kata terakhir saja. Bang Peto ini orang dibalik foto Geng Ijo. Orang yang kehilangan selera makan selama pendakian, gara-gara apa bang? jawab sendiri lah ya. 😉

Sudah selesai ternyata kita liburannya, mari berkemas dan kembali ke rumah masing-masing dengan selamat. Karena tujuan dari pendakian bukan puncak melainkan rumah. Safety first selfie later.

packing-packing
Berkemas, waktunya kembali

Eh lupa, ada cewek cantik yang jadi travelmate saya. Salah satu cewek yang ada di rombongan kami selain saya. Birthday Girl yang satu ini anaknya asik dan ga rempong. Karena frekuensi kita sama kali ya makanya nyambung, dan beberapa kali long trip bareng Fia ini, semuanya menyenangkan. Kebetulan pas kita di Ranu Kumbolo, dia ulang tahun. Happy birthday Fia, sehat dan bahagia selalu.

me-and-fia
Me and Fia foto oleh Mas Adhi

Terima kasih buat pengalaman yang seru di Ranu Kumbolo dan fasilitas VVIPnya. Mau tau mereka biasa ngeguide dimana? cek link ini.

Terima kasih juga untuk Mas Nanang (yang punya jeep) dan keluarga yang mau menampung kami semalam dirumahnya di Desa Guci. Dan tentunya, makasih buat Mas Adhi yang telah mempertemukan kami semua.

Mari berkelana, bahagia!

Salam dari Bunda Rita Genk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *