Apa yang pertama kamu ingat jika mendengar kata Yogyakarta atau Jogja?
Katon Bagaskara atau Film Ada Apa Dengan Cinta 2?
Saya mengingatnya sebagai kota yang selalu saya rindukan. Bukan karena saya berasal dari sana, pernah tinggal cukup lama di sana, atau bersekolah di sana. Bukan, bukan karena itu. Saya tak pernah mengenal Jogja sedekat itu. Durasi terlama saya tinggal di Jogja hanya sepuluh hari.
Jogja mengingatkan saya pada sejarah, pada masa lalu, pada kebebasan, dan pada cinta yang mendalam.
Saya ingat kali pertama ke Jogja ketika study tour jaman seragam sekolah masih putih abu-abu. Kelak, delapan tahun kemudian saya menginjakan kaki kembali di kota ini sendirian. Ketika seragam tak lagi putih abu-abu, melainkan ketika kuliah strata dua saya selesai setelah bejibaku dengan penelitian. Jogja saya pilih sebagai kota untuk merayakan Kemerdekaan.
Pernah menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Yogyakarta menuliskan kisah perjuangan disetiap sudut kotanya. Mulai dari Istana Presiden hingga museum-museum yang merekam jejak sejarah. Saya berlibur sambil belajar di sini, belajar dari semua bangunan-bangunan tua tentang arti Merdeka.
Ketika di Jogja saya menikmati sekali berjalan kaki berkeliling kota atau menggunakan becak dan andong. Singgah disemua tempat-tempat wisata di sana. Seperti Mesjid Agung dan Kraton Yogyakarta ini.
Selain itu, Saya juga menikmati berpindah dari satu tempat ke tempat lain menggunakan Trans Jogja. Entah mengapa, di Jogja saya berani berjalan-jalan sendirian, berpindah dari lane satu ke lane lain di Trans Jogja tanpa takut tersesat. Saya tak perlu risau jika kehilangan arah, karena bisa leluasa bertanya dan mendapat jawaban dengan sangat rinci dari masyarakat setempat. Ramah kan mereka 🙂
Untuk mengunjungi Candi Prambanan atau ke Kota Gede, tempat dimana peninggalan Kerajaan Mataram berada saya hanya tinggal menggunakan Trans Jogja. Gampang banget.
Sebagai penutup, melipir sedikit ke Magelang, kita bisa mengunjungi Candi Borobudur. Jaraknya yang tak terlalu jauh, bisa ditembuh dengan menggunakan Bus dari Terminal Jombor. Bus akan berhenti tepat di dekat pintu masuk Candi Borobudur. Borobudur menjadi tempat perayaan Waisak untuk umat Buddha dari berbagai wilayah Indonesia maupun berbagai negara.
Banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi di Jogja, mulai tempat besejarah, wisata alam, bahkan wisata kuliner. Menepilah ke Gunung kidul, banyak wisata alam menarik di sana, mulai pantai, hingga goa.
Jogja juga terkenal dengan angkringan-angkringan dan nasi kucing yang tersebar dimana-mana. Tempat-tempat tersebut terus bertambah setiap tahunnya. Kota Pelajar ini tampaknya tak pernah kehabisan ide untuk terus menggali potensi alam dan menggembangkan kreatifitas, menciptakan hal-hal unik yang bisa menarik pendatang. Hingga pada akhirnya, Jogja menjadi kota tempat saya pulang sekali dalam setahun.
Tahun ini saya ingin kembali ke Jogja. Mengulang kembali berjalan menyusuri Jalan Malioboro, berbelanja batik, mencicipi nasi kucing dan gudeg, menikmati pertunjukan Sendratari Ramayana di Prambanan, menyaksikan sunset di Candi Ratu Boko, dan mampir klinikkopi milik Mas Pepeng di Jalan Kaliurang. Yang terakhir ini nih yang paling dipengenin, penasaran. Mungkin klinikkopi ini ramai ya sekarang setelah menjadi lokasi syuting AADC2.
Libur singkat di Jogja semakin mudah dan murah karena adanya Budget Accomodation. Akomodasi yang murah tapi ga murahan, bisa banget nih booking di RedDoorz. Terdapat banyak pilihan penginapan di lokasi-lokasi yang stategis. Liburan akhir pekan dengan budget terbatas di Jogja, bisa banget deh.
Mari berkelana, bahagia!
3 comments
Jogja itu ngangenin banget. Berapa kalipun ke sana pasti pengen balik lagi. Btw, patung kaki itu sekarang udah nggak ada?
Jogja emang selalu menjadi idaman banyak orang Indonesia dan Dunia
Setuju.