“Ah, udah berapa tahun kita ga ketemu?” ungkapan tersebut yang langsung keluar dari mulut saya ketika bertemu dengan Jojo dan Ipoy. Kawan yang dipersatukan oleh gunung.
“Iya ya terakhir ketemu ya pas abis dari Lawu. Tiga tahun lalu.” kata Ipoy
“Kalau gue sih terakhir ketemu pas di Jogja.” sahut Jojo
“Ah, iya ya itu juga udah lama banget. Hampir dua tahun.” jawab saya
Baca Juga Ceritanya : Menjajal jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cheto : Bermalam di Sabana
Kami menyusuri pedestrian yang asri meninggalkan Taman Ekspresi menuju Taman Kencana.
“Nyari tempat makan enak aja yuk. Biar bisa ngobrol-ngobrol.”
Kami memutuskan berjalan menuju Es Buah Pak Ewok yang lokasinya tak jauh dari Taman Kencana. Disekitar Taman Kencana banyak terdapat kuliner yang terkenal. Karena saya bukan anak gaul Bogor, untuk sampai ke Es Buah Pak Ewoh, harus muterin komplek dulu. Tepok jidat :p
Sambil menunggu makan tersaji, kami banyak bercerita kehidupan masing-masing. Ipoy yang sudah berubah status menjadi bapak muda, Jojo yang jadi penghuni kota Jakarta dan baru putus cinta, dan saya yang tak kunjung selesai juga kuliahnya.
“Kapan naik gunung bareng lagi ya?” kami sama-sama merindukan gunung ternyata
“Gue baru bisa naik akhir tahun nih.” jawab saya dengan lesu
“Gue nunggu anak rada gede lah. Istri gue baru lahiran.” sahut Ipoy
Makanan yang kami pesan tiba, aneka es buah, siomay, batagor, dan nasi timbel. Jojo yang sudah lapar segera menyantap semua pesanannya.
Jam menunjukkan pukul dua siang ketika kami meninggalkan Es Buah Pak Ewok. Kami berjalan menuju Taman Kencana yang sudah berubah rupa dari kali terakhir kami ke sana. Beberapa anak muda berkumpul dibawah naungan pohon. Taman ini jauh lebih bersih.
“Ni tulisannya arial bold.” Jojo malah mengamati jenis tulisan yang digunakan untuk landmark Taman Kencana.
“Ampe hafal ya lu Jo. Suka main huruf jadi hafal ya.”
Setelah itu tebak-tebakan jenis huruf pun dimulai.
“Yang itu Taman Ekspresi jenis tulisannya apa Jo?”
“Kayaknya campuran Calibri, sama….”
Saat sedang seru main tebak jenis huruf, Jojo dan Ipoy kena jaring sales. Mereka menerima tawaran sales itu, karena percuma juga sih nolak, toh bakalan tetep dikejar sampai dapat. Hal itu terbukti di saya. haha
Saya pikir hanya mereka yang akan kena jaring karena sudah menggunakan layanan yang ditawarkan sales-sales tersebut. Ternyata masnya pantang menyerah, saya pun ikut kena jaring, dengan alasan upgrade layanan.
Kami gagal duduk-duduk asik di Taman Ekspresi dan menyaksikan orang-orang yang sedang berlatih menari.
Kami tertawa terbahak-bahak melupakan hidup yang kadang terlalu rumit dan mas-mas sales yang pantang menyerah
Sempur siang itu cukup ramai oleh mereka yang sedang berlari, duduk-duduk bersama keluarga atau hanya untuk sekedar berfoto dengan lapangan yang baru kelar direnovasi ini.
“Itu huruf apa Jo? kok huruf “S”nya beda sendiri?.” tanya Ipoy
Tebak huruf ternyata masih dilanjutkan sambil kami berjalan melihat taman-taman lain yang mengelilingi lapangan. Ternyata banyak juga aktifitas yang bisa dilakukan di Lapangan Sempur ini. 🙂
Mau kuliner dan jalan-jalan di Bogor tapi ga mau kena macet? tawaf keliling taman-taman yang ada di Bogor saja. Cukup naik angkot sekali dari Stasiun Bogor sampai Sempur, jajan dan jalan di Kota Bogor pun dimulai tanpa pakai macet di akhir pekan.
Next time, ex-lawu kumpul berduabelas ya 🙂
Mari berkelana, bahagia!
2 comments
bikin ngiler aja nih…..
ehh,,,,,yummy…..bikin ngeces…..selebihnya terima kasih telah terbagi..sukses selalu