Perpustakaan Saijah Adinda, Perpustakaan Daerah Terbesar Di Banten

Selain memiliki Museum Multatuli, Kota Rangkasbitung juga memiliki perpustakaan daerah yang baru saja selesai dibangun kurang lebih setahun yang lalu dan diresmikan per 27 Desember 2017 silam. Perpustakaan daerah ini menjadi perpustakaan daerah terbesar di Banten. Letaknya yang bersampingan dengan Musuem Multatuli seperti menjadi pasangan yang pas dan saling melengkapi.

Menggunakan nama Saijah Adinda, perpustakaan daerah ini mengingatkan pada kisah memilukan pada salah satu bab di buku Max Havelaar karya Multatuli. Saijah sendiri merupakan anak laki-laki dari seorang petani, yang mendapat perlakuan tak adil dari kolonial dan bupati setempat. Harta mereka habis diperas para petinggi pemerintahan. Singkat cerita ia pergi ke Kota Batavia untuk bekerja dan mencari uang agar kelak bisa menikah dengan Adinda, pujaan hatinya. Namun, kenyataan berkata lain, Adinda telah pergi meninggalkan kampung pindah ke Lampung bersama keluarganya, karena tak sanggup membayar pajak pada pemerintah. Saijah kemudian menemukan Adinda di Lampung dengan kondisi tak bernyawa di bunuh tentara Belanda. Akhir cerita layaknya Romeo dan Juliet, Saijah pun mengamuk dan menghujamkan tubuhnya ke bayonet sang tentara. 🙁

Perpustakaan Saijah adinda
Perpustakaan Saijah Adinda Tampak Depan

Balik lagi ke Perpustakaan Saijah Adinda yang bentuknya menyerupai lumbung padi atau leuit Baduy. Bangunan tiga lantai ini terlihat cantik, megah, serta memiliki nilai filosifis kemandirian dan nilai semangat perjuangan untuk tidak menyerah pada keadaan. Selain itu, bentuk tersebut juga merupakan cara melestarikan budaya yang ada di Kabupaten Lebak.

Pada lantai dasar kita akan menemukan area terbuka berupa area parkir, teras, kantin, dan mushola. Naik ke lantai dua, kita kan menemukan beberapa ruangan. Ada ruangan untuk mendaftar sebagai anggota, buku anak-anak, ruang yang berisi komputer, ruang berisi buku-buku dari buku pelajaran hingga novel, serta workspace. Perpustakaan ini juga dilengkapi dengan akses internet loh.

Perpus saijah adinda
Tangga menuju lantai dua

Saya meniti tangga ke lantai dua untuk mencari area yang berisi bangku-bangku, meja, serta colokan untuk bisa membuka leptop dan mulai bekerja. Dan ternyata perpustakaan ini menyediakannya, meskipun colokannya belum banyak. Ruangan (workspace) yang tidak begitu luas, namun dilengkapi kursi-kursi empuk ini cukup membuat saya betah berlama-lama didalam perpustakaan. Nyaman banget 🙂

Koleksi Buku Saijah Adinda
Koleksi buku-buku di Perpustakaan Saijah Adinda

Saya pun sempat melihat-lihat koleksi buku yang ada. Cukup banyak, baik itu yang bersifat pelajaran, panduan, maupun novel dan lain sebagainya. Meskipun masih banyak rak-rak yang masih kosong, mungkin akan terus perpustakaan ini isi setiap bulan atau tahunnya. Entah kenapa, saya merasa gairah literasi mungkin akan meningkat di Kota Rangkasbitung ini kalau anak mudanya memanfaatkan fasilitas yang sudah dibangun ini. Perpustakaan nyaman kayak gini, sayang lah buat disia-siain guys.

Workspace di perpus saijah adinda
Workspace di Perpustakaan Saijah Adinda

Selain menjadi perpustakaan, gedung ini juga menjadi Gedung Dinas Kearsipan Kabupaten Lebak. Jadi tahu dong lantai tiga gedung ini isinya apa?

Bagi saya yang memang suka berlama-lama di perpustakaan, harus banget nih balik ke perpustakaan ini untuk memilah dan memilih buku kemudian membacanya. Kemarin datang kesorean sih jadi perpustakaannya sudah mau tutup. 🙁

Oh ya, perpustakaan ini buka dari pukul 8 pagi hingga 4 sore setiap harinya, kecuali libur nasional. Cara untuk jadi anggota, kalian cukup foto kopi KTP atau kartu pelajar saja dan mengisi data dikomputer yang tersedia. Jadi, buat kalian yang main ke Museum Multatuli, bisa banget sekalian main ke perpustakaan ini.

Mari berkelana lewat kata! Selamat membaca, dan melintasi dunia 🙂

3 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *