“Kental dengan nuansa Hindu, Taman Narmada menjadi wisata sejarah yang wajib dikunjungi saat berada di Lombok Barat.”
Hari ke dua di Pulau Lombok. Pukul 7 pagi saya sudah meninggalkan Kelayu menuju Mataram. Hari ini kami akan menyaksikan perayaan Pujawali di Pura Lingsar saat petang nanti.
Jalanan lengang tanpa macet sulit ditemukan di kota-kota di Pulau Jawa. Tapi di sini, jalanan lengang itu yang saya temui. Tak ada angkot yang semrawut, tak ada motor yang ugal-ugalan, hanya cidomo yang berhamburan.
Cidomo adalah moda transportasi yang penggeraknya adalah seekor kuda, kalau di Jawa disebut andong. Cidomo sepertinya menjadi moda tranportasi yang paling sering digunakan untuk jarak dekat. Sisanya, ada sejenis angkot, atau mobil elf dengan jumlah sedikit. Sedikit jika di bandingkan dengan Bogor kota 1000 angkot. Fiuh 🙁
Balik lagi ke perjalanan saya. Karena acara Pujawali akan dimulai saat Ashar, maka kami berbelok sebentar ke sebuah taman di Desa Lembuak, Narmada. Sebuah taman yang namanya diambil dari Narmadanadi, anak Sungai Gangga yang sangat suci di India. Sejarahnya, kata Narmada atau Narmadanadi sebenarnya merujuk pada unsur air. Unsur suci bagi umat Hindu dan diyakini merupakan unsur yang memberi kehidupan bagi makhluk hidup.
Taman Narmada dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem, Bali. Tempat in berfungsi sebagai tempat upacara Pakelem yang diselenggarakan setiap purnama kelima tahun Caka (Oktober-November). Selain tempat itu, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau. Makanya berasa di Bali saat mengunjungi tempat ini.
Di dalamnya terdapat beberapa bangunan bale-bale, pura, bahkan pemandian. Air yang mengalir di pemandian di percaya berasal dari Gunung Rinjani. Pemandiannyapun diibaratkan Segara Anak yang ada di Rinjani loh. Dengan membayar tiket seharga 5K untuk domestik dan 10K untuk mancanegara, penjelajahan pun dimulai.
Saat memasuki Taman Narmada saya langsung berada di Halam Mukedes. Kemudian penjelajahan saya mulai dengan mengambil jalur kesebelah kanan.
Halaman Mukedes terdapat beberapa buah bangunan, antara lain Sanggah Pura, Balai Pamerajan dan Balai Loji. Dari Halaman Mukedes saya menuruni tangga untuk sampai ke Telaga Padmawangi, kemudian menaiki tangga kembali untuk bisa sampai di pelataran Pura Kelasa.
Telaga Padmawangi merupakan kolam pemandian dayang-dayang istana. Nama padmawangi diambil dari nama bunga Tunjung atau Padma yang harum yang tumbuh disekitar pemandian ini. Tempat saya mengambil foto adalah sebuah balai yang bisa digunakan untuk melihat pemandangan disekitar area pemandian. Balai Terang namanya. Bisa liat yang mandi nih 🙂
Pura Kelasa atau Pura Narmada merupakan bangunan yang menyerupai punden berundak. Pura ini tergolong pura jagat atau pura umum bagi semua penganut Hindu Dharma dan merupakan salah satu di antara delapan pura tua di Pulau Lombok.
Taman ini cukup luas, sekitar 2 hektar. Pantesan saja saya merasa capek juga mengelilinginya. Sudah cukup melihat-lihat area Pura, dan hanya boleh di halamannya saja, saya berbelok kearah halaman Jabalkap. Jabalkap ini sebenarnya area terdepan dari Taman Narmada. Di halaman Jabalkap terdapat telaga kembar. Di halaman ini banyak terdapat pepohonan termasuk pohon-pohon bunga kamboja. Tampaknya tidak afdol jika pura tidak ada kembang kambojanya.
Sudah puas rasanya berkeliling Taman ini, melihat satu persatu bangunannya, mengetahui fungsinya, dan sedikit mengenal sejarahnya. Bagi yang pernah ke Tamansari Yogyakarta. Pemandian Taman Narmada ini mirip-miriplah dengan yang ada di sana. Memiliki kemiripan karena sebagai tempat pemandian dengan bangunan untuk raja menyaksikan dayang-dayangnya. 🙂
Lewat gerbang kecil saya kembali ke Halaman Mukedesnya. Ok, sudah dulu ya keliling Taman Narmadanya, kita lanjut ke destinasi berikutnya. Pujawali, saya datang. 🙂 🙂 🙂
Mari berkelana, bahagia!
3 comments
asiikkk..ada teman nulis..semangat nulis Neng..hehe
iya nih, webnya bru bikin.. belom rapih2.. pindahan rumah nih gue dari tumblr ke sini…
bagus tempatnya ya, seperti yang ada di bali